Muhadjir mengatakan, ketiga negara tersebut mampu memanfaatkan bonus demografi sehingga bisa berhasil menjadi negara yang besar dan maju.
"Tentu hal itu juga akan terjadi pada Indonesia kalau kita ingin menyusul menjadi negara besar dan bangsa yang maju," ujar Muhadjir dalam acara Dialog Nasional Pemuda Tahun 2020 secara daring, Senin (26/10/2020).
Sebaliknya, kata dia, apabila Indonesia gagal memanfaatkan peluang bonus demografi itu, maka Indonesia malah akan memanen masalah.
Padahal, Indonesia sudah mendapatkan peluang bonus demografi sejak tahun 2010.
Keberhasilan bonus demografi tersebut, kata dia, sangat terkait dengan keberhasilan pembangunan pemuda.
"Keberhasilan pembangunan pemuda jadi salah satu kunci keberhasilan dalam memanfaatkan momentum bonus demografi yang sedang dan akan dialami Indonesia," kata Muhadjir.
Saat ini, kata dia, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) 2019 jumlah pemuda di Indonesia yang berusia 16-30 tahun sekitar 64,19 juta jiwa atau 24,0 persen dari total penduduk Indonesia.
Menurut dia, hal tersebut berarti satu dari empat orang Indonesia adalah pemuda.
"Sebagai generasi penerus bangsa, maka pemuda harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, karakter yang kuat dan jiwa patriotisme yang terus menyala-nyala," kata dia.
Muhadjir mengatakan, saat ini Indonesia memiliki angkatan kerja hampir 68 persen dari jumlah penduduk.
Jumlah tersebut akan mencapai puncaknya pada tahun 2030, yakni mencapai 71 persen.
Oleh karena itu, pembangunan pemuda sebagai generasi penerus pun menjadi hal yang sangat penting agar Indonesia dapat bersaing secara global dan menjadi negara maju.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/26/15490851/indonesia-bisa-seperti-jepang-dan-korsel-jika-mampu-manfaatkan-bonus