Salin Artikel

Andalkan BPJS Kesehatan, Pria Ini Berjuang Sembuh dari Gagal Ginjal

Semua berawal pada Oktober 2017, ketika kondisi Renolt tiba-tiba drop. Saat itu, dia berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi Semarang.

“Di sana saya divonis gagal ginjal kronis, sehingga harus menjalani dialysis hemodialisa (HD),” kata Renolt, saat diwawancara Kompas.com melalui telepon, Jumat (16/10/2020).

Sebagai informasi, hemodialisa atau cuci darah merupakan prosedur yang dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal dalam menyaring darah.

Renolt sendiri harus menjalani hemodialisa di Semarang karena rumah sakit di daerah asalnya Lamandau, Kalimantan Tengah (Kalteng), fasilitasnya kurang memadai.

Kemudian karena dia berobat menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), rumah sakit setempat pun merujuk Renolt ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi Semarang

Menuruti anjuran dokter, Renolt melakukan hemodialisa di beberapa rumah sakit di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

“Saya sempat menjalani hemodialisa di RS Telogorejo Semarang, Pangkalan Bun, dan Palembang, sebelum akhirnya ke RS Awal Bros Palangkaraya,” ujar Renolt.

Renolt bercerita, dalam sekali hemodialisa, dia membutuhkan waktu kurang lebih 4 hingga 5 jam. Hemodialisa itu dilakukannya seminggu dua kali, tepatnya setiap Senin dan Kamis pada pukul 07.00 hingga 12.00.

“Upaya ini saya lakukan karena kalau tidak menjalani hemodialisa, badan terasa sangat lemah, bahkan berjalan saja sulit dan sempoyongan,” ujar Renolt, yang saat ini tinggal di Jalan Mawar Nomor 051, 12 Nanga Bulik, Bulik, Kabupaten Lamandau, Kalteng.

Dalam menjalani hemodialisa, Renolt juga mengiringinya dengan pola makan sehat dan minum secara teratur agar fungsi ginjalnya tetap stabil.

“Minumnya maksimal 600 mililiter (ml) atau segelas kecil dan tidak boleh makan makanan yang mengandung kalium,” jelasnya.

Meski telah menjalani hemodialisa cukup lama, Renolt mengaku, pengobatan tersebut hanya bersifat membantu kerja organ ginjal, bukan menyembuhkan penyakitnya.

“Awalnya, saya kira hemodialisa ini bisa menyembuhkan, ternyata tidak. Jadi ibaratnya tubuh seperti mesin karena organ ginjalnya sudah rusak. Jadi ya harus dibantu agar bisa bertahan,” tuturnya.

Namun, Renolt tak putus asa. Dia terus mencari cara untuk sembuh dengan bertanya kepada rekan-rekan seperjuangan dan para dokter.

Dari hasil tanya-tanya tersebut, dia menemukan jawaban bahwa transplantasi atau cangkok ginjal bisa jadi alternatif untuk menyembuhkan penyakitnya.

“Dengan banyak pertimbangan, saran, dan proses yang cukup rumit, akhirnya saya memutuskan melakukan cangkok ginjal,” jelasnya.

Renolt menjalani operasi cangkok ginjal di RS Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Selasa (18/12/2018).

“Ginjal yang dicangkok dari sepupu saya, karena pendonor memang harus berasal dari keluarga yang ada hubungan darahnya,” jelasnya.

Tak mudah, untuk melaksanakan pencangkokan, Renolt dan sepupunya harus berada dalam kondisi sehat. Hal ini dibuktikan melalui berbagai screening ketat.

Di samping itu, Renolt mengatakan, ada pantangan yang harus dia jalani setelah melakukan cangkok ginjal.

“Pantangannya tidak boleh makan buah yang berbulu, belimbing, dan jeruk bali,” ujar Renolt.

Setelah menjalani cangkok ginjal, Renolt mengaku, kini dirinya sudah bisa beraktivitas normal seperti sedia kala.

“Namun tentunya saya masih harus rutin melakukan kontrol dan pengobatan ke dokter,” jelasnya.

Lebih lanjut, Renolt mengatakan, saat kontrol, dirinya diberi obat imunosupresan yang wajib dikonsumsi seumur hidup.

“Obat itu fungsinya untuk menstabilkan tubuh dan imun, mengingat saat cangkok ginjal ada organ asing yang masuk ke tubuh,”jelas Renolt.

Pembiayaan operasi cangkok ginjal

Renolt menceritakan, biaya cangkok ginjalnya dibantu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melalui program JKN-KIS.

“Seluruhnya ditanggung BPJS Kesehatan, tapi biaya persisnya berapa saya tidak tahu,” ujar ayah dari dua anak tersebut.

Renolt mengatakan, dia dan keluarganya mendaftar menjadi peserta JKN-KIS saat kelurahan menyosialisasikan program ini.

Menurut Renolt, iuran Rp 150.000 per orang per bulan cukup sesuai dengan fasiltas dan pelayanan yang diberikan.

“Saya sudah merasakannya sejak hemodialisa dan cangkok ginjal kemarin. Saya mendapat pelayanan yang sangat mudah dan baik dari administrasi maupun penanganannya,” imbuhnya.

https://nasional.kompas.com/read/2020/10/25/16280541/andalkan-bpjs-kesehatan-pria-ini-berjuang-sembuh-dari-gagal-ginjal

Terkini Lainnya

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke