Hal tersebut dikatakannya saat memberikan usulan kriteria kepada para dewan juri Zayed Award for Human Fraternity di Vatikan, Roma, Italia, Kamis (22/10/2020) pagi waktu setempat.
"Jadi penerima penghargaan haruslah menunjukkan kesuksesannya dalam hal persaudaraan yang membawa berkah atau manfaat ke aspek kehidupan lainnya dan prestasinya itu harus berdampak internasional," ujar Kalla dalam keterangan tertulis, Kamis (22/10/2020).
Kalla mengatakan, penemu obat Covid-19 akan memiliki peran besar dalam menyelamatkan manusia.
Karena itu, temuan tersebut akan mempunyai jasa besar terhadap kemanusiaan dan berdampak pada dunia internasional.
Di samping itu, Kalla mengingatkan para dewan juri yang melakukan penyeleksian kriteria dapat menjaga independensi.
"Biarlah komite penghargaan yang bicara, juri itu ibarat hakim, tak boleh memberi komentar," kata Kalla.
Atas usulan tersebut, para dewan juri pun menyetujui bahwa dimensi hak asasi manusia (HAM) juga harus menjadi dasar penilaian dan pengambilan keputusan tentang siapa pemenang penghargaan tersebut.
Adapun Zayed Award for Human Fraternity tercetus dari hasil kesepakatan antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar, Ahmed At-Tayyeb.
Keduanya menandatangani dokumen bersejarah Deklarasi Abu Dhabi dalam Pertemuan Persaudaraan Manusia di Uni Emirat Arab, Februari 2019.
Deklarasi yang disebut "Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan" itu berupaya mendorong hubungan yang lebih kuat antara umat manusia.
Selain itu, mempromosikan supaya hidup dapat berdampingan antara umat beragama untuk melawan ekstremisme dan dampak negatifnya.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/22/21231801/di-vatikan-kalla-usul-penemu-obat-covid-19-diberi-penghargaan