Ia berharap pergelaran Pilkada 2020 tak akan menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia seperti yang terjadi di Malaysia, pasca-pemilu negara bagian Sabah.
"Kita sedang melakukan langkah-langkah preventif agar kejadian di Malaysia itu tidak terjadi kepada kita," kata Ilham dalam diskusi daring, Rabu (21/10/2020).
Langkah preventif yang dimaksud Ilham yakni pengaturan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 pada hari pemungutan suara Pilkada 2020.
Ilham mengatakan, melalui simulasi pencoblosan yang KPU gelar beberapa kali, pihaknya telah menemukan format protokol kesehatan yang tepat.
Misalnya, untuk mencegah terjadinya kerumunan di tempat pemungutan suara (TPS), pemilih akan diatur jam kedatangannya ke TPS.
Pengaturan jam kedatangan itu akan diinformasikan melalui formulir C6 atau surat pemberitahuan memilih.
Selain itu, pemilih yang datang ke TPS juga akan diwajibkan mengenakan masker. Petugas akan menyediakan masker untuk diberikan kepada mereka yang tak memakai masker.
Sebelum masuk ke TPS, pemilih akan dicek suhu tubuhnya dan dipastikan tidak bersuhu tubuh lebih dari 37,3 derajat celsius.
Pemilih bersuhu sama dengan atau lebih dari 37,3 derajat celsius akan diarahkan ke bilik suara transparan yang terpisah dari TPS.
Mekanisme pemisahan pemilih bersuhu tubuh tinggi ini, kata Ilham, diadopsi KPU dari pemilu di Korea Selatan beberapa waktu lalu.
"Sebetulnya kami mengambil atau mengadopsi beberapa ketentuan yang ada di Korea Selatan," ujarnya.
Tempat cuci tangan juga akan disiapkan di pintu masuk dan keluar TPS. Selain itu, pemilih akan diberi sarung tangan plastik sekali pakai untuk digunakan selama berada di TPS.
"Kemarin terkait dengan kendala sarung tangan sekali pakai, bagi teman-teman tunanetra atau disabilitas netra itu sudah terfasilitasi. Mereka tidak ada masalah dengan sarung tangan tersebut ketika mereka membaca huruf Braille," kata Ilham.
Tak hanya itu, petugas di TPS nantinya akan dilengkapi dengan alat pelindung diri.
Selama pemungutan suara berlangsung, semua pihak yang berada di TPS juga akan diminta tak berinteraksi langsung seperti bersalaman.
"Kami berharap dengan langkah-langkah preventif tadi kejadian di Malaysia tidak terjadi (di Indonesia)," kata Ilham.
Untuk diketahui, otoritas kesehatan Malaysia melaporkan 871 kasus baru infeksi Covid-19 pada Minggu (18/10/2020). Jumlah ini melebihi rekor kasus harian pada hari sebelumnya, dengan 869 kasus baru harian.
Jumlah kasus baru harian itu menjadi yang tertinggi sejak pandemi virus corona pertama kali melanda Malaysia pada Januari 2020.
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengungkapkan pemilihan umum (pemilu) di Negara Bagian Sabah menjadi salah satu faktor penyebab lonjakan kasus virus corona baru di Malaysia.
"Saya akui, kampanye pemilu di Sabah adalah salah satu penyebab meningkatnya kasus Covid-19. Tapi, pemilu negara bagian harus berlangsung setelah kepala negara Sabah membubarkan majelis negara bagian pada 30 Juli," katanya, Selasa (6/10), seperti dikutip Channel News Asia.
Adapun Pilkada Serentak 2020 digelar di 270 wilayah di Indonesia, meliputi sembilan provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.
Masa kampanye berlangsung selama 71 hari, dimulai sejak 26 September dan berakhir 5 Desember 2020.
Sementara, hari pemungutan suara Pilkada rencananya akan dilaksanakan secara serentak pada 9 Desember 2020.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/21/17112281/siapkan-langkah-preventif-kpu-harap-pilkada-tak-lonjakkan-covid-19-seperti