Dalam rapat yang digelar secara virtual itu, Jokowi menyampaikan sejumlah instruksi dan langkah terbaru yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi pandemi, salah satunya instruksi untuk melakukan mini lockdown atau pembatasan aktivitas di lingkup kecil.
"Artinya pembatasan berskala mikro di tingkat desa, kampung, RW, RT, atau di kantor, pondok pesantren, saya kira itu lebih efektif," kata Jokowi.
Jika memang ditemukan ada kasus positif di suatu lingkungan, Jokowi meminta lingkungan itu lah yang dibatasi aktivitasnya.
Ia meminta agar seluruh pemerintah daerah bisa menggunakan cara ini.
"Saya kira itu lebih efektif. Mini lockdown yang berulang itu akan lebih efektif," kata dia.
Sementara itu, jika pembatasan aktivitas sosial ekonomi dilakukan di level yang lebih luas seperti di tingkat kabupaten/kota atau provinsi, Kepala Negara khawatir hal itu justru akan berdampak pada ekonomi.
"Jangan sampai kita generalisir satu kota atau satu kabupaten apalagi satu provinsi, ini akan merugikan banyak orang," kata Jokowi.
Jokowi berharap, mini lockdown ini bisa menekan penyebaran Covid-19, yang sampai kemarin sudah mencapai 278.722 kasus.
Dari jumlah itu, 206.870 orang di antaranya sudah sembuh. Namun, jumlah orang yang meninggal dunia sudah mencapai 10.473 orang.
Penyeragaman RS
Selain strategi mini lockdown untuk menekan penyebaran kasus positif Covid-19, Jokowi menekankan pentingnya penyeragaman standar rumah sakit untuk menekan angka kematian sekaligus memperbanyak kesembuhan.
Jokowi menyebut, mulai saat ini semua rumah sakit akan menerapkan standar yang sama dalam menangani pasien positif Covid-19.
"Standar untuk pengobatan semuanya sudah diperintahkan untuk mengacu pada standar yang diberikan oleh Kemenkes," kata Jokowi.
Menurut dia, penyeragaman standar antar rumah sakit ini berlaku baik untuk pasien di ruang ICU, ruang isolasi, hingga di wisma karantina.
Kepala Negara pun berharap angka kesembuhan bisa lebih ditingkatkan lagi dengan penyeragaman standar ini.
Begitu juga angka kematian bisa terus ditekan.
Sampai kemarin, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia mencapai 73,76 persen, atau sedikit lebih rendah dibandingkan kesembuhan dunia di angka 73,85 persen.
Sementara itu, angka kematian pasien Covid-19 mencapai 3,77 persen, atau lebih tinggi dari kematian dunia sebesar 3,01 persen.
"(Penerapan standar di RS) ini penting sekali, sehingga kita harapkan nanti angka kematian akan semakin menurun, kemudian angka kesembuhan akan semakin lebih baik lagi," kata Jokowi.
Kata epidemiolog
Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, mini lockdown lebih efektif untuk dilakukan.
Menurut dia, mini lockdown langsung melibatkan masyarakat dan komunitas sehingga lebih bisa dikendalikan dengan baik.
"Dari awal saya bilang, 'the community is the frontline' dalam mengatasi wabah. Pembatasan dalam komunitas itu bisa berbasis tempat tinggal, tempat kerja, kantor, pabrik, dan sebagainya," ujar Pandu ketika dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (29/9/2020).
Karena sifatnya melibatkan masyarakat secara langsung, ia meyakini cara ini bisa bertahan lama.
Hal ini menguntungkan untuk menghadapi pandemi dengan durasi panjang seperti Covid-19.
Menurut Pandu, mini lockdown yang juga disinggung Presiden Joko Widodo ini perlu segera dilakukan.
"Kemudian sebaiknya dipersiapkan terlebih dulu. Bisa dipersiapkan selama PSBB ini, sehingga setelah PSBB dilonggarkan, mini lockdown sudah berjalan dengan baik," ucap dia.
Pandu juga menyarankan agar mini lockdown tetap dijaga hingga pandemi berakhir.
Dengan begitu, pencegahan penularan Covid-19 bisa ditekan semaksimal mungkin dan kondisi kesehatan masyakat tetap terjaga.
https://nasional.kompas.com/read/2020/09/29/09553841/mini-lockdown-hingga-penyeragaman-standar-rs-strategi-terbaru-jokowi-tangani