"Kesehatan harus tetap yang utama karena menyangkut nyawa manusia. Pembatasan yang tidak tegas akan membuat penularan semakin tidak terkendali," kata Kurniasih saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/9/2020).
Kurniasih mengatakan, pemerintah harus memastikan kesiapan fasilitas kesehatan (faskes) di daerah-daerah untuk menampung pasien Covid-19.
Selain itu, Kementerian Kesehatan disarankan lebih terbuka pada kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta yang rata-rata mencapai 900-1.200 kasus dan memastikan kesiapan rumah sakit darurat Wisma Atlet dan faskes lainnya untuk menampung pasien.
"Ketersediaan bukan hanya tentang jumlah bed atau kamar, tapi juga ketersediaan APD, perlengakapan yang dibutuhkan dan yang terpenting adalah tenaga kesehatan (Dokter, perawat, petugas Lab) yang kompeten dan sehat," ujar dia.
Lebih lanjut, Kurniasih mengatakan, kerjasama pemerintah pusat dan daerah sangat penting untuk menekan kenaikan angka kasus positif Covid-19.
"Selama masih bertujuan menyelamatkan jiwa rakyat. Apalagi keputusan juga didukung dengan pelibatan pakar-pakar kesehatan dan epidemologi. Silahkan saja pemerintah pusat membantu pada daerah-daerah yang memang masih lemah dalam penanganan Covid-19," pungkas dia.
Diberitakan sebelumnya, Indonesia kembali mencetak rekor penambahan kasus harian pasien positif virus corona atau Covid-19.
Berdasarkan data milik pemerintah hingga Rabu (16/9/2020), ada penambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 3.963 orang dalam 24 jam terakhir.
Angka penambahan kasus harian tersebut merupakan yang tertinggi sejak kasus perdana Covid-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu.
Dengan demikian, jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia kini mencapai 228.993 orang.
Berdasarkan catatan Kompas.com, rekor penambahan pasien harian tertinggi sebelumnya terjadi pada Kamis (10/9/2020) sebanyak 3.861 orang.
Kemudian, terjadi pada Kamis (3/9/2020) dengan 3.622 pasien Covid-19 baru.
https://nasional.kompas.com/read/2020/09/17/13031251/politikus-pks-minta-pemerintah-pastikan-faskes-siap-tampung-pasien-covid-19