Menurut Dody, biaya PCR tes yang dipatok cukup mahal itu, dikarenakan rumah sakit swasta berorientasi pada komersial dan ingin mendapat keuntungan.
Hal tersebut disampaikan Dody, dalam rapat kerja dengan Komisi VIII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/9/2020).
"Memang itu apa adanya karena mereka RS komersial yang terlalu meningkatkan margin keuntungannya," kata Dody.
Berdasarkan hal itu, Dody mengatakan, pihaknya dan Kementerian Kesehatan akan mengatur standarisasi tarif PCR tes untuk rumah sakit swasta.
Ia mengatakan, pihaknya sudah memiliki standar tarif tersendiri terhadap PCR tes yakni di bawah Rp500 ribu.
"(Di bawah Rp500 ribu) itu berdasarkan dari pada biaya penyedia testing yang sudah dibiayai oleh BNPB saat ini. Kalau nanti ditambah ke RS swasta tinggal ditambah biaya margin keuntungan yang wajar," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, masyarakat masih kesulitan untuk melakukan tes polymerase chain reaction (PCR).
Salah satu kendalanya, tarif tes PCR yang dipatok di atas Rp 2,5 juta oleh rumah sakit (RS). Padahal, kata Doni, biaya untuk tes PCR hanya sekitar Rp 500.000.
"Ada RS yang mematok harga tes PCR swab sampai di atas Rp 2,5 juta, padahal harga rutin atau harga yang bisa kita lihat sebenarnya tidak akan lebih dari Rp 500.000 per pemeriksaan spesimen," kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/9/2020).
Kendati demikian, Doni tak menjelaskan rumah sakit mana yang mematok harga tinggi untuk sekali pemeriksaan spesimen.
Doni mengatakan, pihaknya telah mendistribusikan jutaan reagen ke seluruh daerah agar bisa melakukan swab test secara gratis.
"Dan memang kalau dilihat 51 persen mereka yang sekarang mengikuti swab test ini adalah gratis. Itu adalah lab-lab yang dikelola pemerintah," ujarnya.
Terkait harga tes PCR yang tinggi, Doni akan berdiskusi dengan Kementerian Kesehatan dalam menetapkan standar harga atau tarif untuk tes PCR.
Dengan begitu, pihak rumah sakit dan masyarakat tidak akan dirugikan.
"Supaya harganya standar, kami tidak ingin pengusaha yang membeli alat, membangun jaringan, mereka rugi, tapi kami juga tidak ingin masyarakat mengalami kerugian. Jadi kami akan libatkan BPKP untuk memutuskan harga yang layak sehingga berjalan dengan baik," ucap Doni.
https://nasional.kompas.com/read/2020/09/09/15364331/biaya-pcr-di-rs-swasta-mahal-bnpb-mereka-terlalu-meningkatkan-margin