Apalagi, saat ini pemerintah tengah fokus untuk mengembangkan ekonomi syariah di Tanah Air.
Ma'ruf mengatakan, pemahaman masyarakat tentang ekonomi dan keuangan syariah itu diperlukan karena indeks literasi keuangan syariah nasional yang masih rendah.
"Indeks ini mencerminkan bahwa kita perlu bekerja keras untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air," ujar Ma'ruf saat menghadiri penandatangan nota kesepahaman dengan mitra layanan syariah LinkAja secara virtual, Selasa (25/8/2020).
Ia mengatakan, sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, tingkat literasi keuangan syariah nasional masih rendah.
Hal tersebut ditunjukkan dengan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2019 yang menyebut baru mencapai 8,93 persen.
Sementara itu, indeks inklusi keuangan syariah nasional juga terlihat masih rendah, yaitu 9,1 persen.
"Dengan indeks inklusi yang masih rendah memberikan kita peluang untuk melakukan perluasan layanan keuangan syariah," kata dia.
Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan teknologi digital.
Terutama ditujukan bagi masyarakat di Indonesia yang sama sekali belum terhubung dengan sistem keuangan formal.
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/25/14515761/wapres-sebut-perlu-kerja-keras-tingkatkan-pemahaman-masyarakat-soal-ekonomi