JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily menilai, Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara lain dalam pelaksanaan tes terkait Covid-19, baik itu tes cepat (rapid test) maupun tes usap (swab test).
Hal tersebut dikatakan Ace menanggapi hasil survei Cyrus Network yang dirilis Senin (27/7/2020).
Adapun survei Cyrus Network menunjukkan persentase yang rendah untuk pertanyaan soal kemudahan rapid test dan swab test oleh pemerintah.
Sebanyak 24,2 persen responden menjawab sangat yakin, 33,6 persen menjawab yakin, 28,1 persen menjawab tidak yakin dan 14,1 persen responden sangat tidak yakin.
"Ini harus diamini bahwa soal penanganan rapid test atau swab test ini menurut data yang saya dapatkan dua minggu lalu, kita masih jauh tertinggal dibanding negara-negara lain dalam jumlah populasi uji tesnya," kata Ace, Senin.
Dari data yang didapatkan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kata Ace, di antara 6 negara populasi terbesar, populasi tes Covid-19 di Indonesia baru mencapai 0,2 persen.
Jumlah tersebut berbeda jauh dari negara lain seperti Tiongkok yang telah memeriksa 6,3 persen populasinya.
Kemudian India 0,8 persen dan Amerika Serikat 12,6 persen.
"Ada satu elemen yang paling rendah yaitu soal kepercayaan terhadap rapid test dan swab test yang dalam posisi survei ini menunjukkan paling rendah dari yang lain, misalnya dalam hal dampak sosial," kata dia.
Ace menuturkan, hal ini menjadi pekerjaan rumah paling penting yang harus dilakukan dalam menangani pandemi Covid-19.
Apalagi sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta agar pemeriksaan spesimen harus dilaksanakan lebih masif lagi.
"Awalnya (target tes spesimen) 10.000, (naik) harus 20.000 terus 30.000. Artinya belum terlalu masif. Saya kira ini PR penting," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/27/17554191/wakil-ketua-komisi-viii-tes-covid-19-di-indonesia-jauh-tertinggal-dari