Salah satu yang dibahas warganet adalah kemeja batik yang hampir selalu dikenakan Yuri saat menyampaikan informasi perkembangan data Covid-19 pukul 15.30 WIB setiap hari.
Perihal batik yang dikenakan Yuri ini juga sempat menjadi trending topik di media sosial pada April 2020.
Saat itu, warganet menyoroti penampilan Yuri yang memakai batik bermotif virus.
Kompas.com bertanya kepada istri Yurianto, Dwiretno Yuliarti perihal kisah di balik penggunaan batik tersebut.
Menurut Yuliarti, batik tersebut merupakan seragam dari acara kantor.
"Batik virus itu seragam acara kantor. Dari program HIV-AIDS. Pita merah itu (motif dalam batik) kan lambang HIV-AIDS," ungkapnya pada 18 April 2020.
Yuliarti berperan memberi saran saat Yuri memakai batik itu.
Menurutnya, batik tersebut cocok dikenakan suaminya.
"Alasannya karena warnanya bagus. Saya suka. Cakep kalau dipakai Bapak," tuturnya.
Untuk melengkapi penampilan Yuri, dirinya menyarankan suaminya memakai masker dengan warna senada.
Masker itu dijahit sendiri oleh Yuliarti.
"Saya tinggal menyesuaikan maskernya saja. Kebetulan ada Batik Bali warna biru. Biar matching," katanya.
Yuliarti mengungkapkan, sebagai orang Jawa dirinya dan suami merasa senang memakai batik.
Terlebih saat ini model dan motif yang kian beragam.
"Pasti bangga pakai batik. Apalagi batik sekarang bagus-bagus," ujarnya kepada Kompas.com, 18 April lalu.
Menurutnya, selama bertugas menjadi juru bicara pemerintah, pemakaian batik tidak dijadwalkan olehnya maupun Yuri secara khusus.
Namun, Yuri selalu meminta pendapatnya untuk memadupadankan apa yang akan dipakai.
"Tidak dijadwalkan (pakai batik warna apa). Paling pas mau berangkat Bapak nanya, 'Pakai yg mana ya ?'," tutur Yuliarti.
"Terus diskusi sebentar untuk menentukan pilihannya. Simple saja kok," lanjutnya.
Hasil karyanya kerap diunggah di akun media sosialnya.
Beberapa baju yang dikenakan Yuri dalam penampilan di media juga dijahit sendiri oleh sang istri.
Yuliarti juga menuturkan, masker kain yang dipakai suaminya mayoritas dijahit sendiri olehnya.
"Kebetulan saya hobi mainan kain. Jadi koleksi kain percanya banyak," tuturnya.
"Ketika kita harus memakai masker kain, saya jahit saja kain-kain perca yang ada. Bapak tinggal pilih saja yang cocok dg bajunya," jelas Yuliarti.
Selain untuk keluarga, dia juga menjahitkan masker untuk rekan-rekannya.
Yuliarti mengungkapkan banyak temannya ingin dibuatkan masker dari kain batik.
"Dan minta motifnya beda-beda. Pusing kan saya," katanya sambil bercanda.
"Akhirnya mulai belajar membatik sendiri. Mengalir begitu saja kok. Saya jahit masker awalnya karena ingin berbagi," katanya.
Saat Yuri melihat ada masker batik yang dijahitnya, masker itu lantas dipakai.
Menurut Yuliarti, hal tersebut untuk memberi contoh bahwa masker kain bisa dibuat sendiri dengan bahan yang ada di rumah.
"Beliau berkenan memakainya. Untuk memberi contoh bahwa masker kain itu bisa dibuat sendiri dengan kain yang ada di rumah. Salah satunya batik," jelasnya.
Namun, saat disinggung apakah jargon "Maskerku melindungimu, maskermu melindungiku" mungkin terinspirasi dari masker buatannya, Yuliarti menampik.
Menurutnya, jargon itu murni ide suaminya.
"Itu Bapak saja, tanpa saya. Semoga bermanfaat untuk masyarakat ya," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah membubarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Sebagai gantinya, kini ada Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang berada di bawah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Satgas Covid-19 tetap dipimpin oleh Kepala BNPB Doni Monardo.
Namun, terjadi pergantian posisi pada jabatan juru bicara (jubir) Satgas Covid-19.
Sebelumnya, tugas sebagai jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 diemban oleh Ahmad Yurianto.
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/22/15204531/kisah-di-balik-batik-motif-virus-yurianto-yang-viral