Atas dasar itu juga, LMND terlibat dalam aksi unjuk rasa yang menuntut pembatalan RUU Cipta Kerja di Gedung DPR, Kamis (16/7/2020) siang.
"RUU ini jelas sangat merugikan dan menyengsarakan kaum buruh dan kaum tani secara umum," ujar Ketua Umum LMND DN Muhammad Arira Fitra saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/7/2020).
Pria yang bisa disapa Bire itu mengungkapkan, LMND DN menerjunkan sekitar 50 massa yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK).
Mereka saat ini tengah berkumpul di Tanjung Priok, Jakarta Utara, sebelum merangsek ke sekitar Gedung DPR pada siang ini.
Selain itu, Bire juga mengatakan bahwa basis LMND DN yang tersebar di 11 provinsi dan 24 kabupaten/kota juga akan menggelar aksi serentak.
Dia menyatakan aksi tersebut tidak memisahkan 11 klaster yang tercantum dalam RUU Cipta Kerja.
Akan tetapi, massa aksi akan menyuarakan penolakan secara keseluruhan isi RUU Cipta Kerja karena akan mengancam masa depan masyarakat.
"Tidak memisahkan 11 klaster untuk dicabut atau dibatalkan, semuanya bermasalah karena akan mengancam seluruh rakyat, buruh hingga petani," kata dia.
Aksi unjuk rasa ini tergabung dalam GEBRAK yang terdiri dari KASBI, KPBI, Konfederasi Serikat Nasional (KSN), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), SINDIKASI, dan Solidaritas Pekerja Viva (SPV).
Kemudian, Kesatuan Perjuangan Rakyat (KPR), dan Federasi Pekerja Pelabuhan Indonesia, LBH Jakarta, AEER, KPA, GMNI UKI, Aksi Kaum Muda Indonesia (AKMI), Federasi Pelajar Indonesia (Fijar), LMND DN, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jentera, dan lainnya.
Adapun tuntutan mereka adalah hentikan pembahasan dan pembatalan RUU Cipta Kerja.
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/16/10155141/aksi-di-depan-dpr-lmnd-tegaskan-ruu-cipta-kerja-bikin-sengsara-rakyat