Tito juga menilai, pilkada kali ini akan menjadi ujian bagi para kandidat untuk menangkap peluang dalam melahirkan gagasan dan inovasi penanganan Covid-19.
"Ini momentum bagi kita juga untuk memilih pemimpin yang baik. Pemimpin yang kuat itu adalah bukan pemimpin di masa aman, di masa damai, bukan, tapi pemimpin yang kuat adalah ketika terjadi badai, ketika terjadi krisis," kata Tito dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Kompas.com, Selasa (14/7/2020).
Ia mengatakan, dengan beradu gagasan dan berinovasi tentang penanganan Covid-19, diharapkan bisa menjadi percepatan penanganan pandemi.
Sehingga, nantinya penanganan Covid-19 bisa menjadi semakin baik serta memotivasi daerah lain yang tidak menjalankan pilkada untuk bisa menangani pandemi dan dampaknya.
"Isu Covid-19 bisa menjadi adu gagasan dan kontestasi sehingga bisa membuat penanganan Covid-19 justru menjadi cepat, karena semua bergerak," ujarnya.
"Sehingga kontestasi Pilkada ini sehat karena menekan isu primordial yang sering menjadi konflik," lanjut dia.
Mantan Kapolri ini pun meminta dukungan semua pihak untuk menyukseskan Pilkada 2020 yang pelaksanaannya dilakukan di tengah pandemi Covid-19.
"Untuk mengelola Pilkada ini dengan tepat, ini memerlukan dukungan semua pihak Pemerintah, KPU, Bawaslu, Polri atau TNI," ucap dia.
Diketahui, Pilkada 2020 digelar di 270 wilayah di Indonesia, meliputi sembilan provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.
Semula, hari pemungutan suara Pilkada akan digelar pada 23 September. Namun, akibat wabah Covid-19, hari pencoblosan diundur hingga 9 Desember 2020.
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/14/16144241/mendagri-pilkada-2020-jadi-momentum-pilih-pemimpin-mampu-atasi-krisis