Hal itu diungkapkan Media dalam diskusi online bertajuk 'PSBB dan New Normal Kemana Kita Melangkah?' Kamis (4/6/2020).
"Untuk daerah yang sektor informalnya besar, itu PSBB-nya cenderung tidak efektif," kata Media.
Media menyebut dua wilayah yang memiliki sektor infomal yang cukup besar yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Menurut dia, saat melaksanakan PSBB, beberapa sektor informal di dua provinsi itu tetap beroperasi.
"Ketika PSBB dilakukan di Jakarta kemudian diikuti oleh beberapa provinsi lain termasuk Jawa Tengah dan Jawa Timur, pergerakan masyarakat di pertokoan itu tetap tinggi," ujarnya
"Artinya masyarakat di sektor informal tetap tidak punya pilihan lain untuk tetap berada di rumah," lanjut dia.
Kendati demikian, Media mengatakan, pelaksanaan PSBB di Indonesia terbilang efektif untuk membatasi pergerakan masyarakat terkait pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19).
Meskipun di kemudian hari ada kebijakan-kebijakan yang justru menaikan kembali pergerakan masyarakat.
Sebelumnya, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah akan terus melakukan evaluasi terhadap daerah yang menerapkan PSBB.
"Kita akan mengevaluasi terus-menerus baik pada aspek epidemiologi untuk meyakinkan bahwa penambahan kasus baru bisa kita tekan," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (28/4/2020).
Selain itu, evaluasi juga bertujuan menekan sebaran penularan Covid-19 di berbagai daerah dan mengendalikan penularan secara lokal.
Hingga Mei 2020, sudah ada lebih dari 2 provinsi dan 22 kabupaten/kota yang menerapkan PSBB.
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/04/19145941/peneliti-indef-psbb-di-daerah-yang-sektor-informalnya-besar-cenderung-tak