Ia berharap agar inovasi teknologi ini bisa untuk substitusi impor sehingga sudah saatnya menjadi prioritas untuk diproduksi massal.
"Ekosistem inovasi yang sudah terbangun ini harus diteruskan dan diberi penguatan. Berbagai produk inovasi karya anak bangsa pun telah dihasilkan dari sinergi ini yang memang difokuskan untuk penanganan pandemi ini,” kata Hammam melalui keterangan tertulis, Kamis (21/5/2020).
Hammam menambahkan produk inovasi dalam negeri telah menjawab tantangan ketergantungan impor Indonesia dalam pemenuhan alat kesehatan.
Ia menilai produksi massal produk inovasi dalam penanganan Covid-19 akan memunculkan industri hilir di sektor kesehatan.
Hal itu akan membuat nilai ekspor Indonesia meningkat karena tak lagi hanya mengekspor bahan mentah.
"Ini juga berguna untuk ketahanan nasional, sudah saatnya menjadi prioritas. Ini termasuk upaya mendorong tumbuhnya industri hulu dan hilir," lanjut dia.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo memperkenalkan sembilan produk inovasi dan riset karya anak bangsa untuk menangani pandemi virus corona Covid-19 diluncurkan dalam acara tersebut.
Dalam peluncuran itu, Jokowi memperkenalkan sembilan produk yang sudah ditinjau langsung dan siap untuk diproduksi.
Beberapa di antaranya ialah ventilator atau alat bantu pernapasan darurat yang dikembangkan Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) bersama sejumlah perguruan tinggi dan pelaku industri.
Produk selanjutnya adalah Imunomodulator atau obat herbal untuk meningkatkan imun tubuh, Inteljensi Artifisial untuk deteksi COVID-19, serta Plasma Konvalensi sebagai metode pengobatan pasien.
Lalu ada juga Laboratorium Mobile dengan tingkat keamanan “Bio-Safety Level-2”, Robot berbasis sinar Ultraviolet, dan respirator untuk pemurnian (purifying respirator).
Dengan berbagai produk inovasi untuk menangani COVID-19 tersebut, Presiden berharap impor alat kesehatan dapat ditekan
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/21/21003701/bppt-harap-produk-inovasi-penanganan-covid-19-bisa-diproduksi-massal