Semula, dalam satu hari, KRL dapat mengangkut 1 juta penumpang. Namun, sejak masa PSBB, tercatat hanya sekitar 200.000 penumpang yang bepergian menggunakan KRL.
"Pada kondisi normal kereta komuter itu mengangkut sekitar 1 juta sampai 1,1 juta (penumpang). Dalam kondisi sekarang, penumpang kami hanya sekitar 180.000 sampai 200.000," kata Didiek di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (21/5/2020).
Didiek mengatakan, dalam kondisi normal, satu gerbong kereta bisa terisi oleh 200 penumpang.
Namun, di masa PSBB, satu gerbong kereta hanya diperuntukkan bagi 60 hingga 70 penumpang.
Penumpang di setiap gerbong diatur sedemikian rupa untuk saling berjaga jarak. Bangku dan lantai kereta diberi tanda pemisah supaya penumpang tetap dapat menerapkan physical distancing.
"Apabila ini melebihi maka petugas kami siap untuk mengatur para penumpang ke kereta yang lainnya," ujar Didiek.
Menurut Didiek, untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19, pihaknya memberlakukan protokol kesehatan bagi calon penumpang KRL.
Untuk dapat masuk ke stasiun, penumpang harus memakai masker. Penumpang juga dicek suhu tubuhnya dan dipastikan tidak melebihi 37,5 derajat celcius.
"Kalau yang bersangkutan suhunya 38 atau di atasnya itu akan kami lakukan penanganan dengan ada ruang isolasi di stasiun," kata Didiek.
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/21/14563071/kai-penumpang-krl-turun-dari-sekitar-1-juta-jadi-200-ribu-per-hari