JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh optimistis impor gula akan menstabilkan harga di pasaran.
Ia menyadari saat ini harga gula naik mencapai Rp 18.000 per kilogram.
Dengan impor gula dan menyebarkan stoknya ke seluruh Indonesia, ia menargetkan harganya bisa kembali sesuai harga eceran tertinggi, yakni Rp 12.500 per kilogram.
"Kami sedang melaksanakan importasi di mana kami sudah menyebarkan. Di tengah pandemi ini kami sedang melaksanakan penyebaran dan distribusi harga gula," ujar Tri dalam keterangan persnya di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (17/5/2020).
"Sehingga Insya Allah dalam menjelang Idul Fitri, harga beras dan harga gula dalam kondisi terkendali dan kami berusaha menekan sampai dengan harga eceran tertinggi sekitar Rp 12.500," lanjut dia.
Untuk itu, Tri mengatakan, saat ini Bulog juga menggelar operasi pasar guna menyebar stok sekaligus menstabilkan harga gula di pasaran.
Ia menyatakan, Bulog berupaya menggelontorkan stok hingga 3.000 ton.
Jika operasi pasar 3.000 ton per hari sukses dilakukan, maka harga gula nasional akan kembali turun.
"Kami yakinkan kami akan mengganduli harga yang saat ini masih berkisar Rp 17.000 sampai Rp 18.000 sehingga kami yakinkan dengan operasi pasar, Bulog akan bisa menarik harga ke arah mendekati harga eceran tertinggi Rp 12.500," ujar Tri Widya.
"Dan ini kami berlakukan di seluruh wilayah Indonesia sehingga satu harga Rp 12.500. Insya Allah dalam waktu dekat kami akan terus gelontorkan (stok gula)," lanjut dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/17/21153551/bulog-optimistis-impor-gula-akan-stabilkan-harga