Ketiga provinsi itu dinyatakan rawan karena berdasarkan analisis BRG, tanah gambut di daerah tersebut kering.
"Mohon kita harus waspadai di tiga provinsi, Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat," kata Deputi Penelitian dan Pengembangan BRG, Haris Gunawan, dalam konferensi pers online bersama BNPB, Jumat (8/5/2020).
Dari tiga wilayah itu, kata Haris, wilayah yang potensi kebakaran hutan dan lahan-nya paling tinggi yakni Provinsi Riau.
Setidaknya, ada enam kabupaten yang diprediksi rawan mengalami kebakaran hutan dan lahan selama 10 hari ke depan.
Keenamnya yaitu Kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis, Dumai, Siak, Indragiri Hilir, dan Pelalawan.
Setelah Riau, Kalimantan Barat menjadi provinsi urutan kedua yang paling rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan.
"Kalau bicara periode jangka pendek Mei ini, kita coba fokus di 2 provinsi ini minimal sampai bulan Mei," ujar Haris.
Ia mengatakan, dibandingkan tahun 2019, angka kebakaran hutan dan lahan di empat bulan pertama tahun 2020 sedikit lebih kecil.
Namun, data menunjukkan bahwa tren kebakaran hutan dan lahan akibat keringnya tanah gambut lebih besar potensinya terjadi di tahun ini.
Oleh karenanya, menurut Haris, upaya restorasi gambut di titik-titik rawan harus ditingkatkan.
"Apapun kondisinya memang restorasi gambut adalah kerja-kerja berat, kerja yang komprehensif satu kesatuan banyak pihak," kata Haris.
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/08/18242491/badan-restorasi-gambut-riau-provinsi-paling-rawan-kebakaran-hutan-dan-lahan