Para WNI itu terdiri atas 12 mahasiswa dan empat pekerja migran Indonesia (PMI), yang bertolak dari Bandara Sheremetyevo, Moskow, menuju Denpasar, Bali, pada Minggu (3/5/2020).
"KBRI Moskow membantu kepulangan para WNI itu bekerja sama dengan Pemerintah Rusia dan 'Rossiya Airlines' yang merupakan anak perusahaan maskapai Rusia 'Aeroflot'," kata Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Belarus M Wahid Supriyadi dalam keterangan tertulis, Senin (4/5/2020).
"Kami sampaikan apresiasi tinggi kepada pemerintah Rusia terhadap kerja sama membantu kepulangan WNI ke Indonesia," lanjut dia.
Para mahasiswa tersebut memutuskan pulang ke Tanah Air, selain karena sebagian telah menyelesaikan studi mereka, juga disebabkan oleh kegiatan perkuliahan mereka yang dapat dilakukan secara daring dari Indonesia.
Adapun para mahasiswa itu berasal dari St Petersburg, Rostov, Arkhangels, dan Tambov.
Sementara itu, para PMI berprofesi sebagai terapis spa dari Moskow yang pulang karena tutupnya salon tempat mereka bekerja selama karantina.
Mereka berharap bisa bekerja lagi setelah situasi sudah normal kembali.
Kepulangan ini merupakan gelombang kedua, setelah sebelumnya KBRI Moskow memfasilitasi pemulangan empat WNI pada 16 April lalu.
Sejak 27 Maret 2020, pemerintah Rusia telah menangguhkan sementara penerbangan reguler internasional kecuali untuk penerbangan khusus, termasuk repatriasi warga Rusia dari luar negeri.
Penerbangan Rossiya Airlines ke Denpasar ini adalah penerbangan untuk repatriasi warga Rusia yang berada di Bali tanggal 4 Mei 2020 dengan tujuan St Petersburg dan Moskow.
Hingga Minggu (3/5/2020), terdapat 134.687 orang yang telah terkonfirmasi Covid-19 di Rusia berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia.
Dari jumlah tersebut, lima di antaranya diketahui merupakan mahasiswa WNI.
"Kondisi para mahasiswa tersebut stabil dan KBRI Moskow senantiasa memonitor kondisi dan perkembangan mereka," ujar Counsellor Protokol dan Konsuler Lusy Surjandari.
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/04/17000101/16-wni-di-rusia-dipulangkan-dari-mahasiswa-hingga-terapis