Hal pertama yang harus diperhatikan adalah, mulai bercocok tanam dengan tanaman yang disukai diri sendiri dan orang lain.
Dengan demikian, kegiatan bercocok tanam menjadi lebih menarik dan hasil panennya bisa dijual kembali.
"Misalnya yang banyak yang dikonsumsi oleh warga di sekitar kita. Misalnya kita tahu nih di warga kita banyak yang suka bayam, kangkung dan itu kebetulan nanamanya juga enggak terlalu susah," kata Winartania dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Jakarta, Senin (4/5/2020).
"Jadi nanti kita bisa tanam yang mudah dulu, terus nanti kalau kita sudah bisa panen berlebih kita bisa jual," sambung dia.
Kemudian, Winartania menyarankan agar warga yang memiliki keterbatasan lahan untuk menggunakan instalasi hidroponik dengan sistem tetes.
Namun, apabila ingin tetap menggunakan lahan seperti biasa, tetap harus memperhatikan tingkat nutrisi tanah yang digunakan.
"Jadi untuk yang awalnya kita perlu banget untuk buat media tanam yang bernutrisi. Misalnya kita campur dengan pupuk kandang atau kompos, sekam bakar," ujar dia.
Ia melanjutkan, tanaman sayur juga harus diberikan sinar matahari selama kurang lebih enam jam.
Serta tetap disiram sesuai dengan kebutuhan tanaman.
"Kalau hujan sehari sekali saja, kalau agak panas sehari mungkin bisa pagi dan sore," ucap Winartania.
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/04/14284101/bercocok-tanam-untuk-isi-waktu-luang-perhatikan-5-hal-ini