Sebab, semua itu terjadi karena data selalu selalu berkembang setiap waktu.
"Perbedaan-perbedaan data seyogyanya memang sudah tidak perlu diperdebatkan kembali karena mekanismenya memang demikian," kata Didik dalam video conference di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (28/4/2020).
Didik menjelaskan, pemerintah menggunakan data yang masuk hingga pukul 12.00 WIB setiap harinya.
Sehingga, lanjut dia, apabila ada yang berbeda disebabkan karena faktor tersebut.
"Data-data yang sudah disampaikan oleh juru bicara pemerintah itu data yang memang betul-betul sudah kita melewati beberapa verifikasi dan validasi yang cukup ketat," ungkapnya.
Didik pun menambahkan, seluruh data baik pusat maupun daerah sudah terintegrasi di sistem milik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
"Tapi yang penting adalah integrasi data sudah terjadi, dan satu data akan terus kita tingkatkan kualitasnya," ujar Didik.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya di pemerintah pusat dan daerah untuk terus terbuka mengenai data terkait wabah Covid-19.
Hal itu diungkapkan langsung oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Jakarta, Senin (27/4/2020).
"Kita diminta untuk melaksanakan komunikasi yang efektif, detail, baik, dan transparan pada semua pihak," kata Yurianto.
"Ini sesuai dengan arahan presiden mengenai keterbukaan data yang diintegrasikan di gugus tugas," lanjut dia.
Menurut Yuri, diperlukan kolaborasi dan keterbukaan data yang kuat antar pihak untuk bisa menangani wabah.
Dengan demikian, akan lebih mudah dalam menentukan kebijakan yang pas untuk menangani Covid-19.
Gugus tugas, tambah Yuri, juga sudah berinisiatif untuk membuat sistem integrasi data yang disebut satu data bersatu melawan Covid-19.
Yuri mengatakan sistem ini sebagai bentuk keterbukaan data terhadap masyarakat.
Data tersebut bisa diakses covid19.go.id, di hotline 119, di Whatsapp Covid-19, di halokemenkes 1500 567, layanan telemedicine dan televisi TVRI, RRI dan televisi swasta lainnya.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/28/14245831/kemenkes-perbedaan-data-covid-19-tidak-perlu-diperdebatkan-lagi