Hal itu diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Argo Yuwono melalui siaran langsung di akun instagram, Selasa (21/4/2020)
“Kepolisian membentuk Satgas Begal dan Preman,” kata Argo.
Mantan kabid humas Polda Metro Jaya ini menuturkan, satgas tersebut dibentuk di masing-masing polda dan dipimpin direktur reserse kriminal umum.
Selain itu, Polri juga mengerahkan Satgas Pangan yang bertugas memastikan ketersediaan dan kestabilan harga bahan pokok.
“Satgas Pangan nanti akan mengecek daripada harga, apakah tinggi atau melambung atau apakah ada penimbunan dari bahan-bahan pokok itu,” tutur Argo.
Sementara itu, terkait larangan mudik yang telah ditetapkan pemerintah, Polri mempercepat pelaksanaan Operasi Ketupat 2020.
“Untuk pelaksanaan operasi terpusat ini (Ops Ketupat) yang biasanya dilaksanakan h-7 sampai h+7, kita ajukan mulai nanti hari pertama atau awal Ramadhan. Kita laksanakan sampai h+7,” ucap dia.
Berdasarkan rancangan sementara, Polri akan mendirikan pos pengamanan, pos pelayanan, dan pos terpadu, yang total berjumlah 2.582 pos.
Argo menuturkan, terdapat 1.752 pos pengamanan dengan tujuan menjaga situasi keamanan dan ketertiban berlalu lintas.
Kemudian, terdapat pos pelayanan di 745 titik dan sisanya merupakan pos terpadu.
Argo pun menegaskan, tidak ada penutupan ruas jalan selama larangan mudik tersebut sehingga distribusi logistik dapat tetap berjalan.
“Di dalam kegiatan dilarang mudik ini, tidak ada penutupan jalan tol dan tidak ada penutupan jalan arteri,” tuturnya.
Pelaksanaan Operasi Ketupat tersebut sedang disusun secara lebih rinci oleh Asisten Kapolri bidang Operasi (Asops) Irjen Herry Rudolf Nahak.
Sementara itu, menurut Argo, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri juga sedang menyusun titik checkpoint untuk mengawasi masyarakat yang nekat mudik.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/22/07131841/jelang-ramadhan-polri-bentuk-satgas-begal-dan-preman