Update Covid-19 hingga 13 April: 380 Pasien Sembuh, 399 Meninggal, dan PSBB Se-Jabodetabek

Berdasarkan data kasus yang diumumkan pemerintah hingga Senin (13/4/2020) sore, pemerintah menyatakan, ada 4.557 kasus positif Covid-19 di Tanah Air, dengan penambahan 316 pasien dalam 24 jam terakhir.

"Kasus konfirmasi positif sebanyak 316 orang, sehingga total 4.557 orang," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona  Achmad Yurianto, Senin (13/4/2020).

Dalam periode yang sama, ada penambahan 21 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh.

Dengan demikian, total pasien Covid-19 sembuh hingga saat ini ada 380 orang.

Sementara itu, ada penambahan 26 pasien yang meninggal dunia setelah terinfeksi Covid-19, sehingga total pasien meninggal menjadi 399 orang.

Adapun, sebagian besar pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 berasal dari kelompok usia di atas 50 tahun dan memiliki penyakit bawaan.

"Dan penyakit paru-paru yang kronis seperti asma, bronkitis, dan TBC," kata dia.

Kasus baru

Berdasarkan data terbaru pemerintah pula, terjadi kasus baru positif Covid-19 di 13 provinsi.

DKI Jakarta masih mendominasi menjadi daerah paling banyak terjadi penularan Covid-19 dengan jumlah 160 kasus baru hingga Senin (13/4/2020).

Dengan demikian, total kasus Covid-19 di DKI total menjadi 2.186 kasus.

Menyusul, Jawa Barat terdapat kasus baru positif Covid-19 mencapai 60 kasus, sehingga total terdapat 540 kasus.

Kemudian, Jawa Timur terdapat 54 kasus baru positif Covid-19, sehingga total terdapat 440 kasus.

DI Yogyakarta terdapat 16 kasus baru, Bali dan Papua terdapat 5 kasus baru, Banten dan Riau terdapat 4 kasus baru dan Jawa Tengah 3 kasus baru.

Ada pula Sumatera Utara 2 kasus baru, Kalimantan Tengah, Sumatera Barat dan Lampung terdapat satu kasus baru.

Sementara itu, terjadi penambahan kasus pasien meninggal dunia di 6 provinsi yaitu di DKI Jakarta sebanyak 9 orang, sehingga total di mencapai 204 kasus.

Kemudian Jawa Barat 9 orang, Jawa Timur dan Lampung 3 orang. Disusul Banten dan Sumatera Utara 1 orang.

PCR test diperbanyak

Pemerintah terus meningkatkan pelayanan kesehatan untuk penanganan Covid-19.

Hingga Senin (13/4/2020), dilakukan pemeriksaan lebih dari 27.000 sampel dari 186 kabupaten/kota melalui tes PCR (polymerase chain reaction).

Pemeriksaan PCR dilakukan di daerah yang terindikasi ditemukan kasus Covid-19.

"Saudara-saudara, kinerja yang kita lakukan saat ini, sudah lebih dari 27.000 sampel dan 27.000 penduduk yang kita periksa untuk PCR real time dari 186 kabupaten/kota yang terindikasi ditemukan kasus," kata Yurianto.

Ia juga mengatakan, lebih dari 70 laboratorium untuk pemeriksaan Covid-19 sudah diaktifkan di seluruh Indonesia.

Selain itu, menurut dia, hingga Senin (13/4/2020) lebih dari 800.000 alat pelindung diri (APD) dengan standar medical grade.

"Dengan kualitas yang terbaik, Oleh karena itu, ini lah kesungguhan pemerintah agar semua bisa bekerja dengan baik dan profesional dan lebih tenang," ucap dia.

PSBB se-jabodetabek

Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyetujui penerapan PSBB di wilayah Jabodetabek.

Wilayah PSBB yakni Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi. Kemudian Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang.

Adapun DKI Jakarta telah lebih dahulu menerapkan PSBB sejak Jumat (10/4/2020) hingga Kamis (34/4/2020).

Oleh karena itu, masyarakat di wilayah Jabodetabek diminta untuk mematuhi ketentuan yang dikeluarkan pemerintah daerah dalam rangka menekan penyebaran Covid-19.

"Mari saling melindungi diri dengan cara mematuhi ketentuan yang telah dibuat oleh pemerintah daerah dalam menjalankan PSBB," ujar Yuri.

Menurut Yuri, klaster penyebaran virus corona di Jabodetabek telah menjadi satu sistem yang terintegrasi.

Ia juga kembali menekankan perlunya kesadaran masyarakat bahwa pergerakan aktivitas sosial memungkin terjadinya pemindahan virus dari satu tempat ke tempat lain.

Terlebih, apabila ada kelompok yang rentan terjangkit virus tidak menerapkan protokol kesehatan.

"Oleh karena itu, mutlak harus kita batasi aktivitas sosial kita, mobilitas sosial kita agar risiko menularkan atau tertular bisa kita tekan dengan semaksimal mungkin," kata dia.