Ia mengatakan, ada 78 laboratorium yang tengah disiapkan untuk mengetes spesimen melalui metode PCR. Namun, hingga saat ini baru terpakai 29 laboratorium.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui sambungan konferensi video, Senin (13/4/2020).
"Saya mendapatkan laporan bahwa sekarang memang sudah diperbanyak untuk tempat labnya yang dulu hanya tiga. Sekarang sudah meloncat menjadi 29 tempat dari 78 yang dipersiapkan," kata Jokowi.
Ia mengatakan, semakin banyak laboratorium yang bisa digunakan untuk tes PCR akan mengurangi penumpukan spesimen.
"Saya ingin tes PCR ini betul-betul bisa diperluas jangkauannya dan mengurangi tumpukan pemeriksaan sampel, terutama di daerah episentrum," lanjut Presiden.
Jokowi menyatakan, saat ini jumlah spesimen yang telah dites melalui metode PCR sebanyak 26.500. Ia meminta jumlahnya terus ditingkatkan.
"Tes PCR sampai hari ini juga sudah menjangkau 26.500 tes. Ini juga lompatan yang baik tetapi saya ingin agar setiap hari paling tidak kita bisa mengetes lebih dari 10.000 (spesimen)," kata Jokowi.
Ia menilai pengujian 10.000 spesimen setiap harinya realistis dilakukan karena saat ini sudah ada pengadaan 18 alat tes PCR cepat yang dilakukan Kementerian BUMN.
Masing-masing alat disebut bisa mengetes 500 spesimen. Dengan alat yang sudah ada sebelumnya, maka Jokowi menargetkan lebih dari 10.000 spesimen bisa dites setiap harinya.
"Minggu ini saya kira 1, 2, 3 alat itu sudah bisa di-install. Sehari satu alat bisa 500 tes PCR. Berarti kalau 18 berarti per hari bisa mengetes 9.000 PCR per harinya. Ini sangat baik," kata Jokowi.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/13/11260261/jokowi-sebut-baru-29-laboratorium-yang-digunakan-tes-pcr