Bambang mengingatkan bahwa tugas dan fungsi TNI-Polri ialah untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Ia meminta agar keamanan di Papua tetap terjaga.
"Atas dalih apa pun, aparat yang seharusnya berperan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tidak dibenarkan larut dalam pertikaian," ujar Bambang dalam keterangan tertulis, Senin (13/4/20200.
"Bagaimana kedamaian di masyarakat bisa terwujud jika antar-aparatnya saja masih bisa terprovokasi. Saya meminta semua pihak untuk bisa bersama menjaga stabilitas dan keamanan di Tanah Papua," kata dia.
Ia pun mengapresiasi respons cepat Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw dan Pangdam XVIII/Cendrawasih Mayjen Herman Asaribab atas insiden tersebut.
Menurut Bambang, insiden ini perlu segera diselesaikan agar tidak dimanfaatkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Kejadian tersebut harus segera diselesaikan, sehingga para personel TNI dan Polri bisa kembali fokus kepada tugasnya masing-masing dalam menjaga suasana kondusifitas perdamaian di Papua.
"Jangan sampai ketegangan antara aparat keamanan, dimanfaatkan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, untuk menciptakan ketakutan di masyarakat," ujarnya.
Bambang kembali mengingatkan bahwa personel TNI-Polri telah disumpah untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga Indonesia.
Ia menyayangkan pertikaian antarsesama personel TNI-Polri hingga menimbulkan korban jiwa.
Bambang menyatakan, personel TNI-Polri semestinya menjadi teladan masyarakat.
Menurut dia, penting bagi anggota TNI-Polri memiliki pengendalian diri yang baik agar tak mudah terprovokasi.
"Sebagai insan yang dibekali senjata, sangat penting bagi para personel TNI dan Polri untuk senantiasa menguasai pengendalian diri agar jangan mudah terprovokasi. Jika ada masalah, selesaikan secara baik-baik dengan mengedepankan dialog kekeluargaan," kata Bambang.
Diberitakan, bentrokan sesama aparat terjadi di Kabupaten Membramo Raya, Papua, hingga menewaskan tiga orang polisi.
Atas insiden pada Minggu (12/4/2020) pagi itu, pimpinan TNI-Polri di wilayah tersebut langsung mengambil tindakan tegas.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw langsung menginstruksikan agar senjata yang dibawa para anggotanya ditarik.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya serangan balasan dari rekan-rekan korban.
"Semua yang memegang senjata kami tarik, dan kami amankan agar tidak ada aksi balasan," kata Paulus, di Base Ops Lanud Silas Papare, Minggu.
Pihaknya pun terus berupaya menenangkan anggotanya. Seluruh anggota diminta tetap berada di dalam markas komando.
"Kami akan konsolidasi untuk menenangkan semua anggota kami, prajurit kami, terutama perwira di lapangan untuk bisa menenangankan semuanya dan tidak keluar dari komando,” kata dia.
Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab mengaku telah menerjunkan tim investigasi kepada jajarannya. Dia siap memberikan sanksi jika anggotanya terbukti bersalah.
"Apa-apa yang sudah terjadi di lapangan karena ini miskomunikasi, tetapi bukan berarti selesai. Tindakan hukum tetap berjalan untuk kita menegakkan sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Herman, Minggu (12/4/2020).
Pangdam juga menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya tiga polisi.
"Saya mewakili seluruh prajurit di Kodam XVII/Cenderawasih ikut berdukacita bagi saudara-saudara kita yang sudah mendahului, dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, keikhlasan dan kesabaran," ucapnya.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/13/11162251/sesalkan-bentrok-tni-polri-ketua-mpr-berharap-tak-dimanfaatkan-kkb-papua