Hal itu dikonfirmasi langsung Kepala PVMBG Kementerian ESDM Kasbani.
"Dentuman itu kemungkinan tidak terkait dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau," kata Kasbani kepada Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).
Menurut Kasbani, dentuman tersebut tidak terdengar oleh pos pemantauan gunung api terdekat.
Oleh karena itu, ia yakin suara yang didengar masyarakat bukan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
"Dentuman tidak terdengar di pos pengamatan yang di Pasauran, Pantai Carita," ungkapnya.
Diketahui, Gunung Anak Krakatau yang berada di Lampung mengalami erupsi pada Jumat (10/4/2020) malam sekitar pukul 21.58 WIB.
Hal itu dilaporkan oleh KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Anak Krakatau yang dikutip oleh Twitter BNPB, @BNPB_Indonesia.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Agus Wibowo mengatakan, tinggi kolom abu yang dikeluarkan Gunung Anak Krakatau berdasarkan laporan yang didapatkannya yakni sekitar 500 meter.
"Untuk letusan pertama sekitar 500 meter, lalu terus meletus sampai pagi tadi. Jam 5-an masih terus ada erupsi," jelas Agus.
Anehnya, pada Sabtu (11/4/2020) dini hari sekitar pukul 01.40-03.00 WIB, terdengar dentuman aneh yang melanda warga Jakarta dan sekitarnya.
Sejumlah warganet di akun Twitter BNPB melaporkan mendengar dentuman aneh tersebut, yang diduga berkaitan dengan meletusnya Gunung Anak Krakatau.
Pemilik akun Twitter @wulanCnt misalnya, ia mengaku mendengar suara dentuman di Jabodetabek.
"Halo, min. Please kasih rilis terkait dentuman yang barusan terjadi di daerah Jabodetabek dong. Apa bener ini karena erupsi krakatau? Atau gimana?," cuitnya.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/11/08570561/pvmbg-dentuman-tak-terdengar-di-pos-pemantauan-anak-krakatau