"Hingga saat ini kami sudah melakukan pemeriksaan molekuler dengan PCR pada lebih dari 7.896 orang," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Sabtu (4/4/2020).
Dari seluruh spesimen yang diperiksa itu, kata dia, ditemukan total 2.092 kasus pasien positif Covid-19.
"Dan kasus yang kita dapatkan ini tersebar di 120 kabupaten/kota (di 32 provinsi)," lanjut Yuri.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan hingga Sabtu siang, pemerintah melihat adanya tren penularan Covid-19 dari individu positif yang tidak menunjukkan gejala.
Kemudian, orang yang terjangkit Covid-19 tapi tidak menunjukkan gejala ini berpindah ke kota atau daerah lain.
"Sebaran kasus baru muncul akibat pergerakan orang tanpa gejala (OTG) yang berasal dari kota-kota besar tempat ditemukannya jumlah penularan tertinggi Covid-19. Lalu mereka menularkan ke warga sekitar (daerah tujuan)," jelas Yuri.
Oleh karena itu, Yuri mengimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah dan menunda untuk bepergian ke manapun hingga pandemi Covid-19 berakhir.
"Tinggal di rumah adalah jawaban satu-satunya yang paling benar. Berpergian ke kampung, ke rumah saudara atau ke tempat lain sebaiknya tidak dilakukan dulu," kata Yuri.
Selain penambahan kasus positif, terdapat pula peningkatan kasus pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Hingga Sabtu pukul 12.00 WIB, tercatat 191 pasien yang meninggal dunia.
Kemudian ada penambahan jumlah pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 16 orang.
Dengan demikian, hingga saat ini ada 150 pasien yang dinyatakan sembuh setelah menjalani dua kali tes dengan hasil negatif.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/04/17531651/jubir-pemerintah-kasus-baru-covid-19-disebabkan-perpindahan-orang-dari-kota