Menurut Asrorun, orang yang tidak shalat karena menghindari wabah penyakit atau berupaya tidak menularkan penyakitnya ke orang lain memiliki alasan atau uzur yang dibolehkan.
"Uzur syar'i berikutnya adalah kekhawatiran terjadinya sakit. Nah, dalam kondisi ketika berkumpul dan berkerumun itu diduga kuat akan terkena wabah atau menularkan penyakit, maka ini menjadi uzur untuk tidak Jumatan," kata Asrorun dalam keterangan tertulisnya pada Kompas.com, Jumat (3/4/2020).
"Ada beberapa uzur syar'i lain yang dibolehkan meninggalkan Jumat, di antaranya hujan deras yang menghalangi menuju masjid, juga karena adanya kekhawatiran akan keselamatan diri, keluarga, atau hartanya," ujar dia.
Ia mengatakan, sampai saat ini pandemi Covid-19 belum bisa dikendalikan. Oleh karena itu, imbauan untuk tidak shalat Jumat berjemaah tetap ada.
"Dengan demikian, uzur syar'i yang menyebabkan tidak dilakaanakannya perkumpulan untuk ibadah seperti shalat Jumat masih ada," ucapnya.
Asrorun juga menegaskan, jika tidak melakukan shalat Jumat maka Muslim tetap diwajibkan menggantinya dengan shalat zuhur.
"Kewajibannya adalah mengganti dengan shalat zuhur," ucap Asrorun.
Namun, bagi orang yang tidak shalat Jumat karena ingkar akan kewajiban, maka dia dianggap tidak memenuhi uzur untuk tidak melakukan shalat Jumat.
MUI sebelumnya telah mengeluarkan fatwa terkait ibadah salat Jumat di tengah wabah virus corona (Covid-19).
Ketua Dewan Fatwa MUI Hasanuddin mengatakan, MUI merilis fatwa bahwa setiap umat Islam yang berada di daerah yang berpotensi tinggi terjangkit Covid-19 diperbolehkan untuk meninggalkan salat Jumat dan menggantinya dengan salat zuhur.
"Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi penularannya tinggi atau sangat tinggi berdasarkan ketetapan pihak yang berwenang maka ia boleh meninggalkan salat Jumat dan menggantikannya dengan salat zuhur di tempat kediaman," kata Hasanuddin dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/3/2020).
Dalam fatwa itu, MUI tetap mewajibkan shalat Jumat bagi umat Muslim di daerah yang tingkat penularan rendah.
Akan tetapi, untuk yang tingkat penularan tinggi atau sangat tinggi bahkan mengancam keselamatan jiwa, maka umat Muslim tidak boleh melakukan ibadah berjemaah termasuk shalat Jumat.
Fatwa lengkap MUI dapat dibaca di tautan ini: MUI Rilis Fatwa Terkait Ibadah Saat Wabah Corona, Ini Isi Lengkapnya
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/03/11425491/mui-boleh-tak-shalat-jumat-hingga-3-kali-asal-sesuai-uzur-syari-termasuk
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan