Hal tersebut disampaikan Ma'ruf saat bertemu dengan Persatuan Perusahaan Air Minum Indonesia (Perpamsi) di Istana Wapres, Senin (9/3/2020).
"Pak Wapres bicara soal stunting. Stunting ini tidak akan bisa selesai kalau akses air minum ini tidak bisa diselesaikan," ujar Wakil Ketua Umum Perpamsi Achmad Zaini.
Oleh karena itu, pihaknya mencoba mempercepat akses air minum dengan mengusulkan kebijakan untuk mengalokasikan dana APBD setiap daerah.
Hal tersebut dimaksudkan agar daerah menyelesaikan masalah air minumnya.
"Jumlah sambungan air minum perpipaan di Indonesia ini kan baru sekitar 14 juta atau kurang lebih 20 persen. Walaupun memang ada juga yang akses air minum sekitar 80 persen, tetapi melalui perpipaan baru 20 persen," kata dia.
Pihaknya pun mendiskusikan langkah apa yang bisa dilakukan untuk mempercepat hal tersebut dengan wapres.
Sebab, cakupan air minum akan menentukan sektor lain, termasuk soal stunting.
Achmad mengatakan, saat ini yang menjadi masalah dalam akses tersebut adalah soal tarif pengelolaan yang masih rendah.
Sebab, meski dalam aturan bisa disubsidi, akan tetapi implementasi di lapangan tidak demikian.
Seharusnya, kata dia, pemerintah daerah memberikan subsidinya melalui APBD untuk penyediaan air minum.
"Makanya ada usulan tadi, bagaimana kalau ada kebijakan negara umpamanya instruksi presiden, agar 1 atau 2 persen dari APBD Kabupaten/Kota untuk penyelesaian air minum," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/09/22305151/bertemu-perpamsi-wapres-ingatkan-pentingnya-akses-air-minum
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.