Sebagai mitra, KPK akan tetap menindak tegas oknum Polri yang dimaksud.
"Saat ini, KPK akan bermitra dengan mereka semua. Kalau ada polisi kemudian nakal, kita tangkap," ujar Ghufron dalam acara talkshow bertajuk "Meneguhkan Kembali Cita-cita Reformasi" di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Nurul Ghufron sekaligus menegaskan bahwa perilaku korup oknum polisi tersebut bukan berarti Polri merupakan lembaga yang korup sehingga harus dimusuhi.
Ia pun menganalogikan institusi Polri sama seperti masjid dan oknum polisi yang korup sebagai maling sandal.
"Masjid itu adalah simbol-simbol beribadah, gereja adalah simbol-simbol beribadah. Tapi tidak mungkin, tidak semuanya, yang ke masjid itu beribadah tidak ada yang nyolong sendal," ujar Nurul Ghufron.
"Apakah itu kemudian yang nyolong sandal 'oh itu nyolong sandal' kemudian rusakkan masjidnya, kita bakar masjidnya, apakah kemudian gerejanya kita robohkan? Kan tidak," lanjut dia.
Nurul Ghufron menambahkan, KPK tidak ingin menimbulkan permusuhan dengan aparat penegak hukum lain, misalnya Polri.
Ghufron tidak ingin beberapa kali konflik antara KPK dengan Polri atau yang dikenal dengan istilah "Cicak vs Buaya" terulang kembali di masa depan.
KPK akan fokus membangun kemitraan dengan Polri.
"Kami tidak akan kemudian memunculkan fenomena baru, Cicak vs Buaya satu, dua, tiga, empat, tidak," kata Ghuron.
"Kami akan bermitra dengan semua pihak, dengan Kejaksaan, Kepolisian dan Mahkamah Agung," lanjut dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/04/18562391/kpk-kalau-ada-polisi-nakal-kita-tangkap