Ia mengacu pada hasil survei Indo Barometer dan Survei Median yang menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo untuk Pilpres 2024 cukup tinggi.
"Prabowo kemungkinan besar maju lagi. Dengan elektabilitas yang saat ini tinggi masih belum menjamin Prabowo menang. Kan masih jauh pertarungan," kata Ujang pada Kompas.com, Senin (24/2/2020).
Ujang mengungkap beberapa faktor yang kemungkinan membuat Prabowo maju kembali pada pilpres.
Salah satu alasannya, kata Ujang, Prabowo masih penasaran untuk duduk di kursi presiden.
"Penasaran dan di konstitusi, juga di UU tidak dilarang. Selama tidak ada larangan dalam aturan, Prabowo akan maju," ujar dia.
Kendati demikian, Ujang mengingatkan, elektabilitas 22,5 persen bukanlah angka yang aman untuk menang.
Menurut dia, untuk aman dan memenangkan Pilpres 2024, Prabowo harus menaikkan elektabilitas sebesar 70 persen.
"Dan elektabilitasnya pun masih di angka 22 persen. Jika ingin aman elektabiltas paling tidak harus menyentuh 70 persen," ucap Ujang.
Sebelumnya diberitakan, Prabowo disebut memiliki elektabilitas paling tinggi untuk Pilpres 2024.
Hal itu merupakan hasil survei Indo Barometer yang dirilis di Century Park Hotel, Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menyatakan hasil itu diperoleh bila Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu belum berubah sehingga Presiden Joko Widodo tak bisa mencalonkan kembali.
Dalam survei tersebut, ada 22 nama selain Prabowo yang disimulasikan dalam survei sebagai capres.
"Prabowo Subianto unggul (22.5 persen), kemudian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (14.3 persen), Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno (8.1 persen)," ujar Qodari saat memaparkan hasil surveinya.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/24/17012781/pengamat-jika-maju-pilpres-lagi-prabowo-belum-aman