JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Mahfudz Siddiq mengakui partainya memiliki kesamaan dengan PKS yang sebelumnya menjadi rumah bagi para kader mereka.
Sebab, sebagian besar anggota dan pengurus Partai Gelora dulunya memang kader dan pengurus PKS. Namun, Mahfudz mengatakan tetap ada perbedaan antara PKS dan Gelora.
"Bedanya sederhana saja. Gelora Indonesia ini PKS yang lebih mengindonesia. Itu saja," kata Mahfudz dalam rilis survei Indo Barometer di Century Park Hotel, Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Meskipun sebagian besar kader Gelora dulunya kader PKS, Mahfudz mengatakan, Partai Gelora mengusung asas Pancasila, bukan Islam.
Mahfudz menambahkan, Partai Gelora menyadari umat Islam merupakan kelompok mayoritas dalam perpolitikan Indonesia.
Kendati demikian, Partai Gelora tetap berupaya tampil sebagai partai yang juga berjiwa nasionalis.
Ia mengaku optimistis Partai Gelora bisa menjadi Partai Politik Peserta Pemilu 2024 dan mendapat sambutan positif dari pemilih.
"Bahwa Islam dan umat Islam adalah elemen yang mayoritas itu realitas politik. Makanya dalam pemikiran dasar politik Gelora Indonesia, dan sudah mulai kami kenalkan, kami mengusung 4 ide dasar," ujar Mahfudz.
"Yaitu Islam, nasionalisme, demokrasi, dan kesejahteraan. Intinya kami ini ingin memperkuat ide tentang kebangsaan. Ide tentang keindonesiaan dengan tetap menjadikan modal sosial umat Islam sebagai mayoritas sebagai pijakan kita," lanjut dia.
Partai Gelora didirikan oleh mantan Presiden PKS Anis Matta dan mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
Awalnya, mereka berdua mendirikan ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) pada tahun 2017 lalu.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/23/20061961/mahfudz-siddiq-partai-gelora-ini-pks-yang-lebih-mengindonesia