Hal itu diungkapkan KSAU dalam sambutan upacara 17-an yang dibacakan Asisten Personel (Aspers) KSAU, Marsda TNI I Nyoman Trisantosa di lapangan apel Mabes AU Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (17/2/2020).
"Berbagai isu dan permasalahan yang dihadapi meliputi serangan swarm-drone di Arab Saudi, eksekusi Amerika terhadap petinggi militer Iran dengan memanfaatkan drone, hingga merebaknya virus corona yang telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global oleh WHO," ujar Yuyu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (18/2/2020).
KSAU juga mengatakan, ketika dunia semakin bergantung pada teknologi digital, maka dampak cyberattack atau serangan digital juga semakin besar.
Serangan itu bisa menyebabkan hancurnya organisasi pertahanan.
Oleh karena itu, tidak ada cara lain selain totalitas TNI AU untuk mengambil manfaat dari teknologi.
Upaya ini termasuk rencana pembentukan Satuan Cyber untuk meningkatkan kesadaran dunia maya para prajurit TNI AU.
"Sehingga dapat membendung dampak negatif dari permasalahan teknologi," ucap KSAU.
Dalam menghadapi era yang semakin tidak dapat diprediksi, sambung KSAU, TNI AU harus mampu mengambil keputusan dengan cepat, dengan memberi respons akurat, serta bertindak dengan tepat.
Menurut dia, hal tersebut tidak akan tercapai jika saat ini masih berpikir konvensional. Sehingga nantinya dapat terjebak dalam rutinitas.
Pihaknya meminta kepada seluruh personel TNI AU untuk bekerja secara profesional sesuai tugas keahliannya, militan tanpa pamrih, dan inovatif dalam menghadapi segala tantangan tugas yang tidak semakin ringan.
"Yakinlah, dengan bekerja ikhlas, bekerja cerdas, dan bekerja keras, pengabdian kalian akan mendapatkan balasan terbaik dari Tuhan Yang Maha Kuasa," tegas KSAU.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/18/10113931/tni-au-antisipasi-serangan-teknologi-termasuk-yang-gunakan-drone