Padahal, kata dia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa terkait hal tersebut.
"Salah satu penyebab menurunnya angka imunisasi adalah isu mengenai kehalalan vaksin, padahal MUI telah mengeluarkan fatwa mengenai hal tersebut, tapi masih jadi kendala, masih jadi isu," terang Ma'ruf saat membuka rapat kerja nasional (rakernas) BKKBN di Kantor BKKBN, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (12/2/2020).
Isu kehalalan vaksin tersebut membuat meningkatnya anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Dari angka 8,7 persen, jumlahnya naik menjadi 9,2 persen.
Ma'ruf mengatakan, imunisasi bagi anak merupakan salah satu tantangan pembangunan keluarga berencana, utamanya dalam pencegahan stunting atau gagal tumbuh.
Proporsi imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan turun dari 59,2 persen pada tahun 2013 menjadi 57,9 persen pada tahun 2018.
Oleh karena itu, ia berharap BKKBN dapat bekerja keras untuk mengintensifkan program KB yang menjangkau seluruh masyarakat.
"Saya minta agar BKKBN dapat mengintensifkan program KB yang dapat menjangkau seluruh masyarakat, mulai dari remaja putri, calon ayah, ibu hamil dan menyusui, anak balita, serta seluruh lapisan masyarakat lainnya," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/12/20485981/wapres-maruf-amin-isu-kehalalan-vaksin-sebabkan-angka-imunisasi-turun