Berdasarkan pengukuran curah hujan yang dilakukan oleh BMKG di tiga titik, curah hujan di Jakarta pada pergantian tahun 2020 tercatat tinggi.
Berdasarkan keterangan tertulis BMKG, hasil pemantauan itu yakni di Landasan Udara TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma (Jakarta Timur), curah hujan mencapai 377 milimeter (mm).
Kemudian, dari hasil pengukuran di Taman Mini (Jakarta Pusat), curah hujan tercatat sebesar 335 mm.
Terakhir, hasil pemantauan di Jatiasih, Bekasi, curah hujan tercatat sebesar 259 mm.
Kemudian, BMKG juga mencatat curah hujan tinggi sebelum 2020.
Berdasarkan catatan itu, intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkwn banjir besar pada tahun yang sama.
Kemudian, pada 2002 BMKG mencatat curah hujan Jakarta sebesar 168 mm/hari.
Lalu, pada 2007 BMKG mencatat curah hujan di Jakarta mencapai 340 mm/hari. Pada 2008, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta sebesar 250 mm/hari.
Pada 2013, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta sebesar 100 mm/hari. Kemudian, pada 2015, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta, mencapai 277 mm/hari.
Kemudian, pada 2016, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta berkisar antara 100-150 mm/hari.
Merujuk kepada data di atas, BMKG menyebut kondisi curah hujan tahun baru kali ini sangat ekstrem dan melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara.
Sehingga, hal ini menyebabkan banjir besar yang merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali.
BMKG memprediksi masih terjadi hujan pada hari ini sehingga masih mungkin terjadi banjir lagi.
https://nasional.kompas.com/read/2020/01/01/16051511/menurut-bmkg-penyebab-banjir-jabodetabek-karena-curah-hujan-ekstrem