Ia menyatakan, kini kepengurusan PPP versi Muktamar Jakarta telah meleburkan diri dengan kepengurusan PPP versi Muktamar Pondok Gede yang dipimpin Suharso Monoarfa.
"Saya kira kami sudah melebur kok, tidak ada lagi kita membicarakan islah. Islah sudah menjadi menjadi kesadaran bersama," kata Sudarto.
Menurut dia, kesepakatan damai di antara dua kubu terjadi perlahan-lahan dan alamiah.
Sudarto menegaskan kehadirannya di Mukernas V PPP ini menjadi bukti perdamaian di antara kedua kubu.
"Secara alamiah, lah, semuanya berjalan. Kehadiran saya di sini sudah menjadi bagian dari ini semua," ujarnya.
Sudarto menyatakan, perdamaian tersebut dilatarbelakangi kesadaran untuk membangun dan mempertahankan eksistensi PPP.
Ia menyebutkan, perolehan suara PPP di Pemilu 2019 menjadi peringatan keras bagi seluruh kader partai berlambang Kabah itu.
"Hasil Pemilu 2019 itu peringatan buat kami semua. Semua kader PPP ditegur bahwa sudah saatnya kita harus memikirkan PPP ke depan ini supaya lebih baik. Karena PPP ini partainya umat," tutur Sudarto.
"Oleh karena itu, merapatkan barisan untuk membesarkan PPP menjadi kewajiban kami semua," kata dia.
PPP versi Muktamar Jakarta sebelumnya telah menggelar Mukernas pada 30 November-1 Desember 2019.
Saat itu, Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat mengatakan agenda Mukernas adalah membahas penyatuan kembali partai berlambang Kabah tersebut.
PPP diketahui memang mengalami dualisme di internal partai sejak 2014. Kepengurusan PPP yang diakui pemerintah adalah PPP versi Muktamar Pondok Gede yang dipimpin Suharso Monoarfa.
https://nasional.kompas.com/read/2019/12/14/22260091/hadiri-mukernas-v-ppp-sekjen-versi-muktamar-jakarta-kami-sudah-melebur