Salin Artikel

Cerita Hamdan, Meretas Keterbatasan Gerak Penyandang Disabilitas

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini, mobilisasi dari satu tempat ke tempat lain menjadi semakin mudah dengan kehadiran transportasi online berbasis aplikasi.

Hanya berbekal ponsel pintar dan koneksi internet, siapa saja bisa bepergian dengan nyaman. Tinggal pesan kendaraan melalui aplikasi, tunggu kendaraan datang menjemput, dan jalan.

Namun, bagi para penyandang disabilitas, kemudahan yang ditawarkan tersebut belumlah cukup. Kekhawatiran akan kenyamanan mulai dari saat menaiki kendaraan hingga selama perjalanan masih ada.

Mengetahui hal tersebut, hati kecil Hamdan (43) tergerak. Pria yang sudah menjadi mitra pengemudi GrabCar sejak dua tahun lalu ini merasa perlu berbuat lebih untuk membantu mereka yang berkebutuhan khusus karena disabilitas untuk bebas bermobilisasi.

Inisiatifnya ini berawal dari pengalaman pribadi sebagai mitra pengemudi GrabCar.

Suatu hari, ia bertemu dengan penumpang yang memiliki keterbatasan fisik. Tidak memiliki pengalaman membantu penumpang dengan disabilitas, ia pun tidak dapat memaksimalkan layanannya sebagai mitra pengemudi. Ada perasaan sesal usai mengantar penumpang tersebut ke lokasi tujuan.

Akhirnya saat membuka aplikasi dan melihat sebuah notifikasi berisi ajakan untuk bergabung menjadi mitra pengemudi Grab Gerak, pria yang berdomisili di Karawaci, Tangerang ini tersentuh. Ia langsung mendaftarkan dirinya sebagai mitra pengemudi Grab Gerak.

Grab Gerak sendiri merupakan salah satu fitur di dalam aplikasi Grab yang ditujukan untuk mendukung para penyandang disabilitas, memberikan kebebasan bagi mereka untuk mobilisasi. Tujuannya untuk memudahkan aktivitas sehari-hari dan memberi akses bagi mereka untuk berkarya.

Fitur Grab Gerak merupakan bagian dari misi GrabforGood yang diselenggarakan di regional Asia Tenggara. 

“Saya pikir ini merupakan salah satu cara untuk melayani dan ini adalah tugas mulia,” ujar Hamdan saat ditemui dalam acara pemaparan inisiatif Mendobrak Sunyi dari Grab Indonesia, Selasa (3/12/2019) lalu di The Westin Hotel, Jakarta.

Setelah bergabung sebagai mitra pengemudi Grab Gerak, Hamdan pun mengikuti pelatihan yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu pelatihan dasar dan pendalaman. Setiap tahapan terdiri atas pembelajaran teori dan praktik.

Melalui pelatihan, Hamdan memahami bagaimana cara berkomunikasi yang tepat dengan pelanggan disabilitas. Mulai dari membantu mereka memasuki mobil, hingga membenahi alat bantu mobilitas seperti tongkat atau kursi roda yang mereka gunakan.

Selain itu diberikan juga pelatihan bahasa isyarat dasar untuk membantu penumpang yang mengalami disabilitas dengan spektrum tuna rungu.

"Membantu disabilitas ini memerlukan training yang tidak sembarangan, kami perlu ketrampilan yang memadai. Pelatihan harus disiplin, benar-benar dari hati," katanya. 

Kali pertama menerima pesanan Grab Gerak, perasaan khawatir menyelimuti hati Hamdan. Meski sudah dilatih dengan matang, tetap saja Hamdan merasa takut melukai atau tidak dapat membantu kebutuhan penumpangnya dengan optimal.

“Khawatir melukai mereka, atau salah cara mengangkat. Bagaimana kalau mereka jatuh saat kita bantu? Ada perasaan seperti itu. Tapi lama-kelamaan terbiasa,” ujarnya.

Melalui pengalamannya sebagai mitra pengemudi Grab Gerak Hamdan menyadari bahwa satu hal yang paling penting untuk membantu sesama dengan kondisi disabilitas adalah dengan mengubah pola pikir.

“Kami harus berpikir bahwa mereka bukannya tidak berdaya. Mereka juga berupaya untuk mandiri. Tidak semua teman-teman disabilitas mau dibantu ekstra. Dengan mengubah pola pikir ini cara kami berkomunikasi dengan mereka akan lebih sesuai,” kata Hamdan.

Pengalaman yang memberi pelajaran hidup

Banyak pengalaman berkesan yang diperoleh Hamdan sebagai mitra pengemudi Grab Gerak. Suatu saat, ia pernah menolong seorang ibu yang mengalami situasi darurat sementara pergerakannya terbatas karena harus menggunakan kursi roda.

“Ibu tersebut salah menaruh lokasi jemput dan destinasi. Terbalik menaruhnya. Akhirnya saya harus berputar dari lokasi destinasi yang dituju ke lokasi jemput dan waktu tempuhnya lumayan. Namun, saya tidak meng-cancel pesanan tersebut karena takut itu situasinya emergency,” ujarnya.

Benar saja sesampainya di lokasi jemput, ibu tersebut rupanya tinggal seorang diri di rumah dan tidak ada yang membantunya.

Melihat kondisi tersebut, Hamdan berupaya sebisa mungkin membantu mengangkat penumpangnya tersebut ke mobil dengan bantuan para tetangga.

Ia juga pernah membantu seorang penumpang yang baru saja melalui masa pemulihan paska operasi. Hamdan harus memberi penanganan ekstra hati-hati dan fleksibel memenuhi kebutuhan penumpangnya.

“Terkadang, ucapan terima kasih yang paling tulus datang dari penumpang Grab Gerak. Saya bisa merasakan ungkapan terima kasih mereka dan itu sangat bermakna,” kata Hamdan.

Hamdan berharap, ke depannya semakin banyak mitra pengemudi GrabCar yang berinisiatif untuk bergabung memberikan layanan Grab Gerak.

Menurutnya dengan jumlah mitra pengemudi Grab Gerak yang semakin banyak, penumpang dengan disabilitas tidak perlu lagi menunggu lama untuk mendapat pengemudi yang mau menerima pesanannya.

“Saat ini jumlah mitra yang memberi layanan Grab Gerak masih sedikit. Jadi kalau ada yang pesan dapatnya jauh-jauh dan waktu penjemputannya lama. Kalau pengemudinya lebih banyak penumpang akan dapat lebih cepat,” ujar Hamdan.

Hamdan melanjutkan,  setiap orang bisa saja mengalami disabilitas, keterbatasan fisik, entah karena usia yang bertambah atau musibah.

Di saat seperti itu, pertolongan dari orang lain sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu, selagi masih bisa membantu, ia akan mendedikasikan dirinya semaksimal mungkin. 

https://nasional.kompas.com/read/2019/12/05/07020051/cerita-hamdan-meretas-keterbatasan-gerak-penyandang-disabilitas-

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Arti Istilah Mutatis Mutandis dan Contohnya

Arti Istilah Mutatis Mutandis dan Contohnya

Nasional
Aturan Kampanye Pemilu oleh Pejabat Negara

Aturan Kampanye Pemilu oleh Pejabat Negara

Nasional
Tanggal 28 September Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 September Memperingati Hari Apa?

Nasional
Beri Sambutan Perdana sebagai Ketum PSI, Kaesang: Politik Jalan Ninja Kita

Beri Sambutan Perdana sebagai Ketum PSI, Kaesang: Politik Jalan Ninja Kita

Nasional
'Fit and Proper Test' Calon Hakim MK: 5 Selesai, 3 Dilanjutkan Besok

"Fit and Proper Test" Calon Hakim MK: 5 Selesai, 3 Dilanjutkan Besok

Nasional
Kaesang: Saya Diledek 'Kok Masuk Partai Kecil', 2024 PSI Akan Ada di DPR!

Kaesang: Saya Diledek "Kok Masuk Partai Kecil", 2024 PSI Akan Ada di DPR!

Nasional
Kaesang Bicara soal Bakal Capres Pilihan PSI, Kader Teriak 'Prabowo'

Kaesang Bicara soal Bakal Capres Pilihan PSI, Kader Teriak "Prabowo"

Nasional
KPK Teken MoU dengan ACRC Korea Selatan, Kawal Investasi yang Masuk Indonesia

KPK Teken MoU dengan ACRC Korea Selatan, Kawal Investasi yang Masuk Indonesia

Nasional
Soal Wacana Ganjar-Prabowo, Gerindra: PDI-P Itu Cinta Pertama Gerindra

Soal Wacana Ganjar-Prabowo, Gerindra: PDI-P Itu Cinta Pertama Gerindra

Nasional
Anies Selalu Nomor 3 di Survei, PKS Ungkit Keberhasilan Anies di Pilkada DKI 2017

Anies Selalu Nomor 3 di Survei, PKS Ungkit Keberhasilan Anies di Pilkada DKI 2017

Nasional
Pastikan Oknum Prajurit Kostrad Dihukum jika Terbukti Lecehkan Bawahan, Pangkostrad: Itu Berbahaya

Pastikan Oknum Prajurit Kostrad Dihukum jika Terbukti Lecehkan Bawahan, Pangkostrad: Itu Berbahaya

Nasional
Anies Bantah Singgung Prabowo soal Sebut Pesawat Lewat Saat Safari Politik di Makassar

Anies Bantah Singgung Prabowo soal Sebut Pesawat Lewat Saat Safari Politik di Makassar

Nasional
Kasus Dugaan TPPU Panji Gumilang, Polri Sudah Periksa 46 Saksi

Kasus Dugaan TPPU Panji Gumilang, Polri Sudah Periksa 46 Saksi

Nasional
Dihujat karena Gabung PSI, Kaesang: Tak Sebanding Tuduhan PKI, Antek Cina, Planga-plongo, Ijazah Palsu

Dihujat karena Gabung PSI, Kaesang: Tak Sebanding Tuduhan PKI, Antek Cina, Planga-plongo, Ijazah Palsu

Nasional
Prajuritnya Diduga Lecehkan Bawahan, Pangkostrad Akui Terkejut

Prajuritnya Diduga Lecehkan Bawahan, Pangkostrad Akui Terkejut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke