Sebab, Megawati sebagai veto players di PDI-P dapat memutuskan langsung apa yang harus dilakukan partainya.
"Bisa jadi ini (pertemuan Mega dan Gibran) akan mempermudahkan, karena bu Mega itu veto player di PDI-P, jadi pertemuan itu juga menguntungkan posisi politik Gibran. PDI-P kan tidak tanda petik ya tidak ingin mempermalukan Gibran dan Jokowi juga," kata Arya saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/10/2019).
Arya mengatakan, jika Megawati meminta DPP mengusung Gibran, pihak DPP harus mencari titik temu perbedaan di DPC Solo dengan yang diperintahnya Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Jadi dilema juga, dia apakah akan dalam melihat rekomendasi dari DPC dan situasi politik Gibran ingin maju. Saya kira PDIP akan mencari titik temu," ujar dia.
Lebih lanjut, Arya menilai, kesempatan masih terbuka untuk Gibran maju pada Pilkada 2020.
Saat ini, kata dia, DPP tentu masih mempertimbangkan Gibran untuk diusung sebagai calon wali kota Solo pada Pilkada 2020.
Gibran Rakabuming bertemu Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di kediaman Mega, Jalan Tengku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019).
Setelah bertemu Megawati, Gibran memastikan dirinya tidak akan maju menjadi calon wali kota Solo dari jalur independen pada pemilihan kepala daerah (pilkada) Solo 2020.
Gibran menegaskan bahwa dirinya akan berjuang dalam kontestasi tersebut melalui PDI Perjuangan (PDI-P).
"Saya sampaikan keseriusan saya untuk maju (Pilkada Solo). Saya sampaikan juga ke Bu Mega, saya sudah punya KTA PDI-P (kartu tanda anggota PDI-P) dan saya tidak akan maju lewat independen seperti yang dikatakan di Solo kemarin. Itu tidak benar," kata Gibran.
Gibran juga mengatakan bahwa pertemuannya dengan Megawati karena dia telah mengambil kartu tanda anggota (KTA) PDI-P sehingga sudah sewajarnya bersilaturahim dengan para petinggi partai tersebut.
https://nasional.kompas.com/read/2019/10/29/07405771/pertemuan-dengan-megawati-dinilai-menguntungkan-gibran