"Karena memberantas korupsi tidak mudah. Sebab, yang dilawan adalah orang yang punya kewenangan, jaringan, dan tentu saja uang. Salah satu cara serangan balik koruptor adalah menebar hoaks," kata Yudi dalam keterangan tertulis, Jumat (4/10/2019).
Dalam hal ini, kata Yudi, penyebaran hoaks itu menimpa seorang Novel.
Yudi memandang, terpaan isu miring itu juga tak lepas dari peran Novel menangani kasus-kasus besar di KPK.
Novel diketahui menangani kasus korupsi besar, seperti kasus pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik atau e-KTP dan kasus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar.
"(Penyebaran hoaks) untuk membunuh karakter pegawai KPK dalam hal ini bang Novel yang telah menjadi Kasatgas penyidikan kasus-kasus korupsi besar bahkan sampai mengorbankan matanya dan pelaku terornya (penyiraman air keras ke Novel) belum terungkap," kata Yudi.
Terkait apakah pegawai KPK tak mengambil langkah hukum untuk melawan terpaan isu miring Novel, Yudi hanya menjawab bahwa isu-isu itu sudah bisa ditepis lewat Juru Bicara KPK Febri Diansyah.
Ia pun juga yakin masyarakat sudah semakin bijaksana dalam mencerna informasi di media sosial.
"Sampai saat ini pun masyarakat tidak termakan isu-isu tersebut karena meyakini integritas pegawai KPK merupakan pondasi dasar lembaga ini, yang membuat KPK masih dipercaya hingga saat ini," ujar Yudi.
Sebelumnya, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengklarifikasi tiga isu miring menyangkut Novel.
Pertama, foto hitam putih Novel dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sedang duduk bersama usai shalat di masjid.
Foto itu kemudian dikaitkan berimplikasi dengan sebuah lembaran yang tertulis “Tanda Bukti Penerimaan Laporan/Informasi Dugaan TPK”
Febri memastikan, informasi mengenai laporan pengaduan soal biaya Frankfurt Book Fair tahun 2015 Pemprov DKI yang dikait-kaitkan dengan foto Novel dan Anies itu tidak berhubungan.
Kedua, foto Novel yang sedang berada di bandara. Dalam narasi yang beredar, Novel disebut mau jalan-jalan.
Twit itu juga disertai penyebutkan akun-akun Twitter lainnya. Foto itu diunggah oleh salah satu pengguna Twitter Ary Prasetyo, @Aryprasetyo85 pada Rabu (25/9/2019).
Febri memastikan bahwa saat itu Novel berada di bandara karena hendak menjalani pengobatan matanya di Singapura, bukan untuk jalan-jalan.
Ketiga, kata Febri, ada narasi yang sempat muncul pada saat Pansus Angket KPK berjalan yang kembali mencuat di media sosial.
"Seperti keterangan salah satu tersangka di KPK yang terkait dengan kasus suap terhadap Ketua Mahkamah Konstitusi, bahwa seolah-olah ada seseorang yang menyerahkan indekos 50 kamar di Bandung sebagai tukar guling perkara," kata dia dalam keterangan pers, Kamis (3/10/2019).
Febri menyatakan, KPK saat itu sudah menepis narasi yang diedarkan saat itu. Ia menyesalkan masih ada pihak-pihak yang menyebarkan informasi bohong menyangkut Novel.
Padahal, Novel sudah menjadi korban penyiraman air keras.
"Kami mengajak semua pihak menggunakan kebebebasan berkomunikasi dan menyampaikan informasi secara bertanggungjawab dan hati-hati," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2019/10/04/13315041/novel-baswedan-diterpa-isu-miring-wp-kpk-hoaks-serangan-balik-koruptor