"Dari hasil kajian ini semua satu gerakan yang dimotori oleh dua kekuatan. Pertama, dari kekuatan OPM yang sejak dulu ada dan belum habis walaupun jumlahnya kecil. Tapi, jelang sidang KTT HAM di Sidang Umum PBB, mereka berusaha menunjukkan eksistensi bergabung dengan kekuatan Benny Wenda," ujar Wiranto dalam konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (30/9/2019).
Ia menduga OPM dan Benny Wenda berusaha membuat kerusuhan supaya terpantau oleh dunia internasional sehingga bisa dijadikan modal untuk memerdekakan Papua dan Papua Barat.
"Konspirasi inilah yang dihadapi kita semua. Tapi syukur alhamdulillah usaha mereka gagal dan KTT HAM di Swiss tidak dapat perhatian khusus," ucap Wiranto.
Diketahui, Benny Wenda dikabarkan berada di New York, Amerika Serikat, untuk menghadiri Sidang Umum PBB.
Di konferensi tersebut, Benny Wenda tengah mengupayakan kunjungan Komisioner HAM PBB ke Papua dan Papua Barat yang disebutkannya tengah terjadi krisis kemanusiaan.
Pemerintah Indonesia menuduh Benny Wenda berada di balik kerusuhan Provinsi Papua dan Papua Barat yang meletus sejak Agustus lalu.
Adapun aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh.
Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.
Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswa di Wamena.
Akibat kerusuhan tersebut, berdasarkan data aparat kepolisian mencatat terdapat 31 korban.
https://nasional.kompas.com/read/2019/09/30/16501031/wiranto-sebut-kerusuhan-wamena-dimotori-opm-dan-benny-wenda