Menurut Tito, Benny dan kelompoknya ingin kerusuhan di Wamena menajdi perhatian pada momen sidang Komisi Tinggi HAM dan sidang Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang sedang berlangsung di New York, Amerika Serikat.
Tito menduga, ada kesengajaan untuk memunculkan isu pelanggaran HAM terhadap masyarakat Papua, di tengah pelaksanaan sidang PBB tersebut.
"Ada upaya-upaya dari pihak yang berada di luar negeri, yaitu kelompok ULMWP (United Liberation Movement for West Papua) pimpinan Benny Wenda yang menghendaki agar di Papua atau di Indonesia dibuat gerakan yang bisa memancing media nasional maupun internasional khususnya," kata Tito dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).
"Sehingga dapat digunakan sebagai amunisi pada saat melaksanakan upaya diplomasi bahwa untuk membranding adanya pelanggaran HAM di Papua," sambungnya.
"Saya tidak menyatakan bahwa semua saudara-saudara kita masyarakat Papua adalah bagian dari mereka (KNPB) tidak, tapi ini adalah kelompok kecil," ujar Tito.
Menurut Tito, kerusuhan yang terjadi di Wamena itu juga berkaitan erat dengan peristiwa serupa yang sebelumnya terjadi di Surabaya, Malang, Sorong, Manokwari, dan Jayapura.
Hingga Selasa (24/9/2019), 27 orang dinyatakan meninggal dunia akibat kerusuhan Wamena.
Menurut Tito Karnavian, situasi di Wamena saat ini sudah terkendali. Akan tetapi, polisi masih mengantisipasi agar situasi tak lagi memanas.
"Kami waspada sehingga kami menambah pasukan," kata Kapolri.
"Tadi pagi kami menambah pasukan lagi, tak perlu disebutkan berapa yang penting kita perkuat keamanan di sana," tuturnya.
https://nasional.kompas.com/read/2019/09/24/15575431/kapolri-sebut-kerusuhan-di-wamena-didesain-untuk-tarik-perhatian-pbb