Sebelumnya, berdasarkan data per Senin malam, terdapat 318 mahasiswa yang diamankan dan diperiksa.
"Semuanya dalam proses pemeriksaan. Ada 733 orang, semua mahasiswa eksodus yang diperiksa, yang terlibat langsung dalam kerusuhan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (24/9/2019).
Polisi, kata Dedi, sedang memilah-milah dugaan peran ratusan mahasiswa tersebut dalam kerusuhan yang terjadi. Polisi pun masih mencari terduga provokator.
Berdasarkan keterangan polisi, pelaku diduga merupakan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).
AMP, diduga diperintah oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB), untuk memprovokasi para mahasiswa.
KNPB juga disebut memiliki keterkaitan dengan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).
Pemimpin ULMWP adalah Benny Wenda, yang diduga menjadi dalang kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Benny Wenda kini berada di Inggris.
"Dugaan dalang kerusuhan di Jayapura itu lebih kompleks. Untuk di Jayapura ada ULMWP yang berkomunikasi dengan KNPB. Nah KNPB memanfaatkan AMP. AMP ini AMP yang eksodus, yang melakukan tindakan serang kepada aparat," ungkapnya.
Tercatat, satu anggota TNI gugur akibat luka bacokan dan serangan benda tumpul. Kemudian, sebanyak 6 anggota Brimob mengalami luka parah akibat benda tumpul dan bacokan.
Kemudian, tiga korban, diduga mahasiswa Papua yang sedang pulang kampung, turut menjadi korban meninggal dunia. Menurut keterangan polisi, mahasiswa tersebut diduga tewas akibat peluru karet.
Dedi mengatakan, kelompok yang diduga menjadi dalang kerusuhan ingin menjadikan isu Papua tersebut dalam sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sidang tersebut sekarang sedang berlangsung.
"Untuk dijadikan isu pada SU (Sidang Umum) PBB di New York 23 sampai dengan 27 September," tutur dia.
https://nasional.kompas.com/read/2019/09/24/14000261/polisi-amankan-733-orang-yang-diduga-terkait-kerusuhan-jayapura