Analis politik dan Direktur IndoStrategi Arif Nurul Imam mengatakan, saat ini generasi muda atau milenial dianggap sangat responsif terhadap tantangan.
"Generasi milenial hari ini cukup besar, sehingga jika ada kabinet dari unsur milenial akan tanggap dan responsif terhadap tantangan anak-anak milenial," ujar Arif kepada Kompas.com, Kamis (15/8/2019).
"Namun, milenial saja tidak cukup, tapi harus juga memiliki pengalaman dan kompetensi," ucap dia.
Arif berpandangan, keunggulan kaum muda terletak pada spirit dan keberanian melakukan terobosan.
Sebab, banyak profesional muda yang bukan hanya memiliki pengalaman, melainkan juga sudah terbukti sukses dalam bidangnya masing-masing.
"Soal sanggup atau tidak bergantung sosok seperti apa yang dipilih Presiden sebagai menteri," kata Arif.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, ia sudah memilih menteri berusia muda untuk masuk ke dalam pemerintahan periode kedua bersama Ma'ruf Amin.
Calon menteri itu ada yang usianya di bawah 35 tahun, bahkan ada yang di bawah 30 tahun.
"Mereka berasal dari profesional, bukan partai. Punya pengalaman manajerial yang kuat," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (14/8/2019), dalam pertemuan dan makan siang bersama sejumlah pimpinan redaksi media massa.
Terkait dengan usia muda ini, ketika ditanya apakah mereka berasal dari start up, Jokowi hanya tersenyum. Ia tidak mengiyakan, tidak juga menampiknya.
Jokowi pun menceritakan, ketika menyaring calon-calon menteri usia muda ini, banyak sekali nama yang masuk.
"Tetapi saya mempertimbangkan kemampuan manajerialnya. Ada yang sangat percaya diri, tapi lemah manajerialnya," ujar dia.
Ia juga mengatakan, menteri usia muda ini akan duduk di kementerian yang lama, bukan yang baru.
https://nasional.kompas.com/read/2019/08/15/13591871/menteri-muda-di-kabinet-dinilai-akan-berani-lakukan-terobosan