Salin Artikel

Manuver 4 Ketum Parpol Jokowi-Ma'ruf di Tengah Isu Tambahan Koalisi...

Hadir Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, dan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh sendiri sebagai tuan rumah.

Tamu-tamu Surya Paloh itu tidak datang bersamaan. Dari Senin siang hingga petang, masing-masing ketum mendatangi markas Nasdem secara bergantian.

Dari pantauan Kompas.com, Muhaimin atau yang akrab disapa Cak Imin adalah ketum parpol yang datang pertama kali. Ia tiba sekitar pukul 11.00 WIB. Namun, 90 menit kemudian, Cak Imin keluar dari kantor DPP Nasdem.

Tidak lama kemudian, giliran Suharso Manoarfa yang datang ke DPP Nasdem, yakni sekitar pukul 13.45 WIB. Namun, pertemuan dengan Surya Paloh tidak berlangsung lama. Pasalnya, pada pukul 14.17 WIB, dia sudah keluar dari DPP Nasdem.

Sekitar pukul 18.30 WIB, Airlangga datang ke markas Nasdem yang terletak di bilangan Gondangdia tersebut. Pertemuan dengan Surya berlangsung cukup lama. Sekitar pukul 19.40 WIB, Airlangga keluar dari DPP Nasdem dan bergegas masuk ke mobil pribadi.

Ketika hendak keluar kantor Nasdem, ketiga ketum parpol itu kompak menjawab singkat perihal pertemuan mereka dengan Surya, yakni "menjaga soliditas sesama anggota koalisi".

Selang sekitar satu jam kemudian, ketiga ketum parpol itu kembali ke markas Nasdem. Mereka tidak berkomentar apa pun ketika para jurnalis sempat menghadang.

Seiring dengan itu beredar informasi di kalangan jurnalis bahwa keempat ketum parpol itu akan menggelar konferensi pers pukul 21.00 WIB.

Soliditas hingga tolak anggota baru

Tepat pukul 21.00 WIB, konferensi pers dimulai. Empat ketum parpol itu duduk berimpitan dengan meja di depannya. Sementara di belakang mereka berdiri sekretaris jenderal partai masing-masing.

Tidak tampak ketua umum atau elite parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf lain, misalnya PDI Perjuangan, Hanura, Perindo, PSI, dan PBB.

Airlangga yang mendapatkan kesempatan berbicara pertama mengatakan, koalisi parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf tidak memiliki sekat dan tetap solid mendukung pemerintahan lima tahun ke depan.

"Komitmen kami mendukung pemerintahan Pak Jokowi lima tahun ke depan bulat dan solid serta konsisten. Ini menunjukkan bahwa tidak ada sekat antara partai-partai pendukung pemerintah," ujar Airlangga.

Dengan soliditas ini, lanjut Airlangga, sesama anggota koalisi Jokowi-Ma'ruf akan terus membangun komunikasi demi melancarkan agenda-agenda politik ke depan.

Airlangga juga berharap soliditas dapat terus terjaga. Seluruh dinamika politik yang ada pun akan diputuskan lewat keputusan yang kolektif kolegial.

Sementara itu, Surya Paloh menegaskan, pertemuan yang membahas soliditas ini tidak ada hubunganya dengan ada atau tidaknya gesekan antarparpol. Ia menuturkan, seluruh parpol koalisi Jokowi-Ma'ruf masih bersama Presiden Jokowi.

"Kami masih berada di bawah naungan kebersamaan dalam koalisi pengusung pemerintahan ini, tetap harus bisa mempertahankan nilai-nilai soliditas yang kami miliki," tutur Surya.

Senada dengan Airlangga dan Surya, Muhaimin atau yang akrab disapa Cak Imin juga menyatakan soliditas antarparpol koalisi Jokowi-Ma'ruf harus terus terjaga. Ia berharap, soliditas itu tidak terpecah karena polemik terkait isu rebutan jabatan.

"Pertemuan antarpartai koalisi yang menyukseskan Jokowi-Ma'ruf ini mutlak dan harus terjaga dengan baik. Jangan sampai berita-berita yang muncul menyebabkan koalisi antara kita terpecah," ujar Cak Imin.

Dia menuturkan, isu yang muncul di masyarakat saat ini, seperti rebutan jabatan menteri dan ketua serta pimpinan MPR periode 2019-2023 seolah-olah benar terjadi di dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf.

"Kita diadu seolah-olah rebutan apa, padahal enggak ada sama sekali. Enggak ada perebutan (jabatan) antarpartai atau koalisi. Solidaritas koalisi Jokowi lima tahun ke depan akan terus dijaga," lanjut dia.

Cak Imin juga meminta parpol koalisi untuk menomorduakan ego masing-masing terkait jabatan di kementerian atau lembaga pemerintah untuk periode mendatang. Menurutnya, ego partai akan mengganggu produktivitas dan soliditas koalisi.

Jika ada permasalahan dalam koalisi, lanjutnya, ia berharap dapat diselesaikan secara musyawarah. Prinsipnya, kebersamaan dan soliditas parpol menjadi kunci sukses pemerintahan Jokowi lima tahun ke depan.

"Apa pun perkembangan ke depan, kita sikapi secara musyawarah bersama-sama, termasuk apakah koalisi dikembangkan atau tidak insya Allah sepakat bersama-sama dan diskusi," ujar dia.

Suharso pun mengatakan hal senada. Ia mengaku hingga kini partai koalisi Jokowi-Ma'ruf belum membahas kemungkinan oposisi masuk ke kursi pemerintahan. Kini, yang menjadi fokus koalisi adalah menguatkan soliditas dan kesatuan antarpartai koalisi.

"Kami punya satu kesimpulan sementara, kita belum mengagendakan hal semacam itu (masuknya oposisi) jadi mungkin ada waktunya," kata Suharso.

"Kami ingin kekentalan koalisi itu semakin erat dan soliditas terjaga," kata dia.

Koalisi dalam koalisi?

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, cukup heran dengan konferensi pers empat ketum parpol ini. Sebab, ia menilai, tidak ada latar belakang peristiwa yang sangat kuat saat ini sehingga Surya Paloh, Cak Imin, Airlangga, dan Suharso mesti menggelar konferensi pers khusus dan berbicara mengenai soliditas di antara sesama parpol koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.

Syarif justru lebih melihat keempat ketum parpol ini telah membentuk koalisi di dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf. Dasar terbentuknya mereka diprediksi hanya satu, yakni tidak ingin ada parpol baru masuk ke dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf.

"Terlihatnya memang seperti ada koalisi di dalam koalisi. Pertemuan itu menimbulkan pertanyaan penting kenapa PDI-P tidak hadir? Soliditas yang mereka bicarakan itu pun maknanya tersirat. Pesannya kepada Jokowi adalah jangan memberikan karpet merah kepada mereka (partai pendukung Prabowo-Sandiaga)," ujar Adi saat dihubungi via telepon, Selasa malam.

Meski demikian, Adi menilai, manuver ini wajar terjadi. Pasalnya, seusai sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK), ada partai-partai yang disinyalir ingin bergabung ke koalisi pemerintahan, yakni Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Demokrat.

"Kalau mau ditafsirkan, memang keempat parpol ini (PKB, Golkar, Nasdem, dan PPP) intinya menolak partai pendukung Prabowo masuk ke koalisi pemerintahan. Mereka juga menyampaikan pesan tersirat ke Jokowi untuk tidak membuka hati, apalagi keempat partai ini konsisten menolak adanya penambahan parpol ke koalisi," lanjut Adi.

Selain didasari atas penolakan terhadap anggota koalisi baru, Adi juga yang melihat, koalisi empat parpol ini juga didasari atas perebutan kursi pimpinan MPR.

"Gerindra sempat menyatakan ketertarikannya mendapatkan kursi ketua MPR. Mereka beralasan mendapatkan jatah kursi ketua MPR untuk menjaga harmonisasi politik. Sementara itu, PKB dan Golkar juga menginginkan kursi ketua MPR. Jadi, keempat partai ini tidak ingin ada sharing power," kata Adi.

Jika dibiarkan, tentu manuver empat partai politik ini akan berdampak buruk bagi pemerintahan baru.

Adi pun menyarankan kepada Jokowi-Ma'ruf untuk kembali menyolidkan partai-partai di koalisinya. Jokowi, lanjutnya, perlu membangun kebersamaan dan mengingatkan seluruh partai pendukung bahwa koalisi dibentuk berdasarkan visi dan misi yang sama dalam membangun negara.

"Yang paling penting, Jokowi juga perlu mewadahi keinginan parpol yang dibahas dan diputuskan secara musyawarah," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2019/07/23/11143571/manuver-4-ketum-parpol-jokowi-maruf-di-tengah-isu-tambahan-koalisi

Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke