Dari total 376 pendaftar, 192 diantaranya lolos administrasi. Adapun Dwi Fajariyanto menjadi satu-satunya anggota TNI yang mendaftar sebagai calon pimpinan KPK.
"Dari Anggota TNI, pendaftar satu orang, tak lolos seleksi administrasi," kata ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih.
Yenti enggan menjelaskan alasan yang membuat Dwi tak lolos.
Ia hanya menjabarkan secara umum bahwa peserta yang dinyatakan tak lolos dalam tahap seleksi administrasi ini bisa disebabkan karena dua hal. Pertama, berkas yang tidak lengkap atau syarat yang tak terpenuhi.
"Misalnya umurnya tidak diantara 40 tahun-65 tahun," kata dia.
Sementara itu, dari unsur anggota Polri, ada 13 orang yang mendaftar. Semuanya dinyatakan lolos seleksi. Dari internal KPK sendiri ada 18 pendaftar, termasuk 3 pimpinan KPK saat ini. Namun yang dinyatakan lolos hanya 13 orang.
Menurut Yenti, para pendaftar yang lolos seleksi itu akan mengikuti uji kompetensi yang meliputi objective test dan penulisan makalah. Proses Seleksi tersebut akan dilangsungkan pada Kamis (18/7/2019) di Pusdiklat Kementerian Sekretariat Negara, di Cilandak, Jakarta Selatan.
"Pendaftar yang tidak hadir mengikuti uji kompetensi dinyatakan gugur," kata Yenti.
Pansel akan mengumumkan hasil uji kompetensi pada 25 Juli. Kemudian, capim yang lolos uji kompetensi akan mengikuti psikotes dan profile assessment.
Setelah itu, dilanjutkan dengan uji publik agar masyarakat bisa melihat seperti apa gagasan para calon.
Usai uji publik, capim yang lolos akan memasuki tahap wawancara sekitar awal September. Kemudian pada akhirnya Pansel akan memberikan 10 nama capim KPK kepada Presiden Joko Widodo pada bulan yang sama.
https://nasional.kompas.com/read/2019/07/11/15520591/satu-anggota-tni-yang-daftar-capim-kpk-tak-lolos-seleksi-administrasi