"Kerja sama bilateral dengan Malaysia dan Filipina. Kita sudah latihan di laut, bulan depan latihan di darat. Jika sewaktu-waktu sudah melampaui batas, kita turun," ujar Ryamizard saat ditemui di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2019).
Ryamizard menuturkan, Kemenhan, serta Malaysia dan Filipina telah melakukan latihan dari empat bulan lalu. Kemenhan juga meminta masing-masing negara berlatih.
"Latihan juga di negara masing-masing. Nanti ada latihan gabungan lagi di sini (Indonesia)," ujar Ryamizard.
Sebagaimana diketahui, gangguan keamanan di Filipina selatan saat ini relatif meningkat karena ada ancaman dari kelompok teroris Daulah Islamiah yang merencanakan serangkaian aksi serangan bom bunuh diri, penculikan, dan penyerangan.
"Selama ini inisiatif ada di tangan teroris, kita hanya menunggu dibom. Sekarang tidak boleh lagi, inisiatif harus kita ambil, tidak boleh inisiatif berada di tangan teroris," kata Ryamizard.
"Untuk mengantisipasi dampak tersebut (sampai ke Indonesia), kita harus waspada dan siaga," ujarnya.
Modus operasi dan pola bergerak mereka serupa ini sudah sering dilakukan. Misalnya, menculik ABK kapal berbendera asing yang berlayar di dekat perairan Filipina selatan untuk dimintai tebusan uang atau tuntutan bernuansa politik.
Indonesia menjadi rentan karena jarak antara garis perbatasan Indonesia dan Filipina selatan bisa dibilang sangat dekat.
https://nasional.kompas.com/read/2019/07/09/16273131/cegah-aksi-teroris-di-filipina-selatan-indonesia-latihan-bersama-malaysia