"Adanya politik uang tidak memberikan pendidikan politik kepada masyarakat," ujar Eddy saat ditemui di Fakultas Hukum UI, Depok, Jawa Barat, Senin (24/6/2019).
Eddy menuturkan, selain nafsu kekuasaan dari para politisi, pragmatisme di kalangan pemilih yang tinggi juga jadi penyebab politik uang terus terjadi.
Eddy bercerita, sebagai calon legislatif daerah pemilihan Jawa Barat III dalam Pemilu 2019, banyak pemilih yang masih meminta sejumlah uang kepada caleg saat kampanye.
"Pragmatisme tinggi di kalangan pemilih membuat pendidikan politik di masyarakat itu kurang. Saat kampanye, pemilih memilih uang dibandingkan barang lainnya seperti kalender," ungkapnya kemudian.
Masalah kedua adalah kualitas caleg, juga program, dan gagasannya. Eddy menyatakan, masih banyak program-program caleg yang kurang berkualitas karena tidak menghadirkan inovasi.
Lalu, lanjutnya, masalah ketiga adalah sistem rekrutmen dan parkaderan parpol. Diakui Eddy, kader parpol yang memiliki kekuatan logistik kerap memiliki jalan pintas untuk menjabat sebagai pimpinan di parpol.
"Yang memiliki dukungan logistik yang kuat itu bisa menduduki posisi tinggi di parpol," paparnya.
https://nasional.kompas.com/read/2019/06/25/09343301/sekjen-pan-sebut-3-persoalan-dalam-politik-indonesia