Hal itu diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (10/5/2019).
"Orangtuanya pada saat dilakukan penangkapan dan penggeledahan di rumah cukup shock juga dengan kondisi YM," kata Dedi.
Menurut dia, orangtua YM menyebutkan bahwa sang anak yang masih berusia 18 tahun berprestasi sebagai karateka.
Dari keterangan orangtua, kata Dedi, YM berhasil menjuarai kompetisi karate hingga ke tingkat nasional.
Kegiatan YM dalam kelompok teroris tersebut tidak terendus orangtuanya karena alasan untuk latihan karate.
"Cuma orangtua kan enggak bisa mengontrol 24 jam apa yang dilakukan YM di luar. Orangtua tahunya, YM berangkat keluar selain untuk latian beladiri juga kegiatan sosialisasi dengan teman-temannya. Jauh dari itu, tidak menyangka," ujar Dedi.
"Ter-cover-nya karena dia atlet, dia keluar dia selalu bawa pakaian beladiri untuk latihan, cuma setelah latihan beladiri itu, kegiatan-kegiatan apa tidak terkontrol orangtua," lanjut dia.
Berdasarkan keterangan polisi, YM telah bergabung dalam kelompok tersebut selama setahun. Selama itu, YM dikaderisasi oleh pimpinan JAD Bekasi berinisial EY, yang juga merekrutnya.
Namun, orangtua mengatakan, selama periode tersebut, tidak tampak perubahan perilaku pada YM.
"Tidak diketemukan perubahan yang signifikan. Cuma dari sisi agama lebih kuat, perilaku sehari-hari hampir sama," kata Dedi.
Sebelumnya, EY ditangkap di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, yang ditangkap pada Rabu (8/5/2019).
Dari EY, polisi menyita dua bom pipa yang sudah jadi, pisau, serta bahan dan alat pembuat bom lainnya.
Selain EY, polisi juga menangkap anak buahnya yang berinisal YM di daerah Rawalumbu, Kota Bekasi, di hari yang sama. Polisi menyita barang bukti dari YM berupa laptop, telepon genggam, serta remote control pemicu bom.
https://nasional.kompas.com/read/2019/05/10/18250031/orangtua-anggota-jad-bekasi-berinisial-ym-terkejut-saat-rumahnya-digeledah