Untuk quick count kali ini, Litbang Kompas mengambil sampel 488.826 pemilih dari 2.000 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Secara umum, 2.000 TPS yang kami ambil berdasarkan DPT (daftar pemilih tetap) terakhir yang dikeluarkan KPU," kata Kepala Pusat Data Hitung Cepat Litbang Kompas, Gianie, di Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Agar lebih meyakinkan dengan TPS yang dipilih, Litbang Kompas perlu melakukan validasi ulang. Langkah tersebut untuk memastikan bahwa TPS yang dipilih mewakili karakteristik pemilih dan penduduk di Indonesia.
Gianie melanjutkan, di masing-masing TPS ditempatkan satu interviewer. Agar menjaga validitas data, ditempatkan juga koordinator lapangan (korlap) yang bertugas mengawasi 5-7 interviewer.
Di atas korlap ada koordinator daerah.
"Total untuk 2.000 TPS, tenaga lapangan adalah 2.387 orang. Itu semua dari jaringan yang kami miliki," kata dia.
Di pusat data hitung cepat, Litbang Kompas memiliki 210 tenaga, yang terdiri dari konfirmator dan validator.
"Konfirmator bertugas sebagai penerima data interviewer, dan mengonfirmasi kebenaran dengan memeriksa keberadaan interviewer, apakah dia ada di TPS atau tidak dan memeriksa data interviewer," ujar Gianie.
"Nah yang bekerja sekarang adalah konfirmator dan validator. Validator ini bertugas memeriksa data yang diterima konfirmator."
Soal margin of error untuk hitung cepat, Litbang Kompas menyebut angka bawah 1 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2019/04/17/15240501/bagaimana-litbang-kompas-memastikan-akurasi-data-quick-count-pemilu-2019