Terlebih, kata Wiranto, hoaks lebih banyak muncul di Pemilu 2019 dibandingkan dengan Pemilu 2014 dan sebelumnya.
"Saat ini, cukup marak, marak hoaks. Kami hadapi ancaman baru yang pada pemilu-pemilu lalu tidak ada. Artinya berita-berita palsu, buatan, bohong yang dilansir ke publik. Saya kira ini teror. Meneror psikologis masyarakat," kata Wiranto usai memimpon rapat kesiapan penyelenggaraan Pemilu 2019 di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabub(20/3/2019).
"Jadi ya kami hadapi sebagai teror. Segera kami atasi dengan cara-cara tegas, tapi bertumpu kepada hukum," lanjut dia.
Ia pun meminta jajaran kepolisian dari pusat hingga daerah tak perlu ragu untuk menindak para pembuat dan penyebar hoaks, sebab sangat meresahkan masyarakat.
Ia menambahkan keberhasilan pemilu bergantung pada kesiapan aparat penegak hukum untuk menciptakan situasi yang aman, sehingga diperlukan peran aktif para aparat untuk menindak segala bentuk gangguan terhadap pemilu.
"Setelah kita mengetahui, memahami, mengenali, tidak bisa didiamkan. Tindak tegas. Apapun yang nyata-nyata mengganggu pemilu, dari siapapun. Jangan ragu-ragu. Tindak tegas," ucap Wiranto.
"Kita punya hukum yang menjadi senjata kita. Ini yang harus dipahami bahwa keberhasilan pemilu akan sangat tergantung bagaimana kita menciptakan suasana aman," lanjut dia.
https://nasional.kompas.com/read/2019/03/20/16091931/wiranto-sebut-hoaks-meneror-psikologis-masyarakat