Namun, kata Arief, banyak pula IP Address berbagai negara yang meretas situs KPU.
"Hacker (peretas) itu menggunakan IP Address dari mana aja. Ada IP Address dari banyak negara lah. Jadi bukan hanya China dan Rusia, enggak, dari banyak negara," kata Arief usai rapat kesiapan penyelenggaraan Pemilu 2019, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Jakarta, Kamis (14/3/2019).
Arief mengatakan, dengan demikian, belum bisa disimpulkan bahwa peretasnya berasal dari China, Rusia, dan negara lainnya.
Sebab, bisa saja IP Address dari negara lain digunakan oleh peretas di Indonesia.
Ia mengatakan, bisa pula peretas dari luar negeri menggunakan IP Address Indonesia untuk menyamarkan asalnya.
"Bisa saja IP Address-nya dari luar negeri. Tapi pelakunya ya orang-orang kita juga. Orang Indonesia juga. Tapi bisa juga menggunakan IP Adress Indonesia tapi orangnya dari luar. Bisa juga. Kalau kemarin ada yang nulis hacker dari China dan Rusia, enggak (begitu)," kata Arief.
Arief mengatakan, KPU sudah berkoordinasi dengan sejumlah lembaga terkait seperti Badan Intelijen Negara, Badan Siber dan Sandi Negara, Polri, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Saat ini, KPU mampu mengatasi serangan siber ke situs KPU.
"Sampai hari ini bisa kami selesaikan semua. Ada yang sekadar di-facing saja, ada yang sampai mencoba mau masuk ke dalam sistem induk kami. Tapi semua sudah bisa kami atasi," lanjut Arief.
https://nasional.kompas.com/read/2019/03/14/15154161/ketua-kpu-peretas-situs-kpu-gunakan-ip-address-dari-banyak-negara